Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyiapkan program dapur sehat sebagai salah satu cara percepatan penanganan kekerdilan di daerah itu.
"Program dapur sehat ini merupakan salah satu program yang akan kita dorong untuk diterapkan di desa lokus penanganan kekerdilan, selain program penguatan pola asuh keluarga menuju generasi berkualitas," kata Kepala BKKBN Perwakilan Babel Fazar Supriadi di Pangkalpinang, Kamis.
Menurut dia, secara sosial ekonomi masyarakat di Babel sudah cukup sejahtera, namun rata-rata kebiasaan konsumsi makanan sehat pada anak-anak masih rendah.
"Banyaknya makanan instan dengan berbagai variasi yang tersedia mempengaruhi pola konsumsi masyarakat," katanya.
Untuk itu perlu dilakukan pelatihan dan bimbingan kepada wanita usia subur, ibu hamil dan ibu yang mempunyai balita tentang cara berinovasi dan berkreasi dalam pengolahan makanan berbahan pangan lokal yang cukup banyak tersedia, misalnya olahan makanan berbahan baku hasil laut.
Dengan pengetahuan yang meningkat bagi para ibu terkait keanekaragaman menu makanan ini diharapkan dapat menyajikan makanan yang menarik bagi anak dan kebutuhan gizi terpenuhi serta menu yang beragam setiap harinya.
"Kami optimistis pola ini akan sangat membantu upaya kita bersama dalam percepatan penanganan kekerdilan," katanya.
Sementara itu, anggota tim penyusun usulan perubahan kebijakan percepatan penanganan kekerdilan dari STIKes Abdi Nusa Pangkalpinang Gita Fajriyanti mengatakan program dapur sehat dapat berjalan optimal dengan memperbanyak sosialisasi dan pelatihan, terutama di desa-desa lokus penanganan.
"Perlu dilakukan bimbingan teknis terpadu terkait teori dan implementasi program dapur sehat, dengan mengundang semua organisasi perangkat daerah terkait, PLKB, TPK dan kader agar semua pihak yang terlibat mendapatkan informasi dan pengetahuan yang sama sehingga dapat dicapai persamaan persepsi dan pemahaman tentang konsep program dapur sehat ini," katanya.
Selain itu, perlu implementasi program dapur sehat dengan sistem terpadu lintas sektoral sebagai penguatan dan perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi berkala agar pelaksanaan maksimal.
Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting di Provinsi Babel adalah 18,6 persen. Dari 7 daerah tingkat dua, prevalensi stunting tertinggi ada di Kabupaten Bangka Barat sebesar 23,5 persen dan Belitung 13,8 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Program dapur sehat ini merupakan salah satu program yang akan kita dorong untuk diterapkan di desa lokus penanganan kekerdilan, selain program penguatan pola asuh keluarga menuju generasi berkualitas," kata Kepala BKKBN Perwakilan Babel Fazar Supriadi di Pangkalpinang, Kamis.
Menurut dia, secara sosial ekonomi masyarakat di Babel sudah cukup sejahtera, namun rata-rata kebiasaan konsumsi makanan sehat pada anak-anak masih rendah.
"Banyaknya makanan instan dengan berbagai variasi yang tersedia mempengaruhi pola konsumsi masyarakat," katanya.
Untuk itu perlu dilakukan pelatihan dan bimbingan kepada wanita usia subur, ibu hamil dan ibu yang mempunyai balita tentang cara berinovasi dan berkreasi dalam pengolahan makanan berbahan pangan lokal yang cukup banyak tersedia, misalnya olahan makanan berbahan baku hasil laut.
Dengan pengetahuan yang meningkat bagi para ibu terkait keanekaragaman menu makanan ini diharapkan dapat menyajikan makanan yang menarik bagi anak dan kebutuhan gizi terpenuhi serta menu yang beragam setiap harinya.
"Kami optimistis pola ini akan sangat membantu upaya kita bersama dalam percepatan penanganan kekerdilan," katanya.
Sementara itu, anggota tim penyusun usulan perubahan kebijakan percepatan penanganan kekerdilan dari STIKes Abdi Nusa Pangkalpinang Gita Fajriyanti mengatakan program dapur sehat dapat berjalan optimal dengan memperbanyak sosialisasi dan pelatihan, terutama di desa-desa lokus penanganan.
"Perlu dilakukan bimbingan teknis terpadu terkait teori dan implementasi program dapur sehat, dengan mengundang semua organisasi perangkat daerah terkait, PLKB, TPK dan kader agar semua pihak yang terlibat mendapatkan informasi dan pengetahuan yang sama sehingga dapat dicapai persamaan persepsi dan pemahaman tentang konsep program dapur sehat ini," katanya.
Selain itu, perlu implementasi program dapur sehat dengan sistem terpadu lintas sektoral sebagai penguatan dan perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi berkala agar pelaksanaan maksimal.
Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting di Provinsi Babel adalah 18,6 persen. Dari 7 daerah tingkat dua, prevalensi stunting tertinggi ada di Kabupaten Bangka Barat sebesar 23,5 persen dan Belitung 13,8 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022