Bupati Belitung Sahani Saleh meminta warga Pulau Gresik, Kecamatan Selat Nasik pindah guna mengantisipasi terjadinya bencana banjir gelombang pasang (rob).
"Solusinya mau tidak mau mereka harus merelokasi diri atau pindah ke tempat lain yang lebih aman dari ancaman banjir rob karena sudah memasuki musim barat dan cuaca ekstrem," katanya di Tanjung Pandan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu.
Hal ini disampaikan Bupati saat menanggapi peristiwa sembilan rumah di Pulau Gresik, Kecamatan Selat Nasik yang rusak akibat diterjang gelombang pasang.
Ia mengimbau, warga Pulau Gresik mengungsi menuju tempat yang lebih aman, terutama memasuki musim barat atau cuaca ekstrem akhir tahun.
"Karena kita melawan faktor alam sesuatu yang tidak mungkin dilawan, tetapi kami terus berupaya agar masyarakat tidak terdampak lagi bencana seperti ini," ujarnya.
Menurut dia, pemanasan global yang melanda dunia sekarang ini menyebabkan es kutub mencair sehingga menaikkan permukaan air laut.
"Dilaporkan dalam satu tahun permukaan air laut naik sebesar 10 centimeter, coba bayangkan kalau 10 tahun sudah mencapai satu meter," ujarnya.
Ia menambahkan, sebelumnya pemerintah daerah sudah berencana melakukan relokasi terhadap warga Pulau Gresik.
Pemerintah merencanakan pemindahan warga Pulau Gresik menuju Pulau Aur dan Pulau Kalang Bau.
Dua pulau ini dinilai lebih aman dari ancaman abrasi karena terlindungi oleh hutan bakau dan batu karang.
"Kami juga sudah menyiapkan fasilitas seperti sekolah, tempat ibadah dan air bersih, tetapi sebagian warga merasa mungkin tidak cocok sehingga mereka memilih membuat rumah ke Tanjung Pandan," katanya.
Ia mengimbau, masyarakat di Pulau Gresik Selat Nasik untuk senantiasa mewaspadai ancaman gelombang memasuki cuaca ekstrem saat ini.
"Kami imbau bagi warga yang masih berada di sana janganlah membuat rumah di pinggir pantai, walaupun saat ini sebagian warga Pulau Gresik tidak menjadikan rumah di sana sebagai tempat tinggal namun untuk singgah ketika sedang mencari nafkah sebagai nelayan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Solusinya mau tidak mau mereka harus merelokasi diri atau pindah ke tempat lain yang lebih aman dari ancaman banjir rob karena sudah memasuki musim barat dan cuaca ekstrem," katanya di Tanjung Pandan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu.
Hal ini disampaikan Bupati saat menanggapi peristiwa sembilan rumah di Pulau Gresik, Kecamatan Selat Nasik yang rusak akibat diterjang gelombang pasang.
Ia mengimbau, warga Pulau Gresik mengungsi menuju tempat yang lebih aman, terutama memasuki musim barat atau cuaca ekstrem akhir tahun.
"Karena kita melawan faktor alam sesuatu yang tidak mungkin dilawan, tetapi kami terus berupaya agar masyarakat tidak terdampak lagi bencana seperti ini," ujarnya.
Menurut dia, pemanasan global yang melanda dunia sekarang ini menyebabkan es kutub mencair sehingga menaikkan permukaan air laut.
"Dilaporkan dalam satu tahun permukaan air laut naik sebesar 10 centimeter, coba bayangkan kalau 10 tahun sudah mencapai satu meter," ujarnya.
Ia menambahkan, sebelumnya pemerintah daerah sudah berencana melakukan relokasi terhadap warga Pulau Gresik.
Pemerintah merencanakan pemindahan warga Pulau Gresik menuju Pulau Aur dan Pulau Kalang Bau.
Dua pulau ini dinilai lebih aman dari ancaman abrasi karena terlindungi oleh hutan bakau dan batu karang.
"Kami juga sudah menyiapkan fasilitas seperti sekolah, tempat ibadah dan air bersih, tetapi sebagian warga merasa mungkin tidak cocok sehingga mereka memilih membuat rumah ke Tanjung Pandan," katanya.
Ia mengimbau, masyarakat di Pulau Gresik Selat Nasik untuk senantiasa mewaspadai ancaman gelombang memasuki cuaca ekstrem saat ini.
"Kami imbau bagi warga yang masih berada di sana janganlah membuat rumah di pinggir pantai, walaupun saat ini sebagian warga Pulau Gresik tidak menjadikan rumah di sana sebagai tempat tinggal namun untuk singgah ketika sedang mencari nafkah sebagai nelayan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022