Sejumlah ledakan dahsyat mengguncang area Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia pada Sabtu (19/11) malam dan Minggu (20/11) pagi waktu setempat, demikian disampaikan Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) di tengah eskalasi konflik antara Ukraina dan Rusia.
Lebih dari 12 ledakan terdengar pada Minggu di sekitar PLTN Zaporizhzhia dan di lokasi pembangkit tersebut, kata IAEA dalam sebuah pernyataan.
Mengutip pihak manajemen PLTN tersebut, IAEA mengatakan bahwa beberapa bangunan, sistem dan peralatan rusak di lokasi PLTN Zaporizhzhia, tetapi sejauh ini tidak ada yang krusial untuk keselamatan dan keamanan nuklir.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi mendesak Rusia dan Ukraina agar menerapkan zona keselamatan dan keamanan nuklir di sekitar PLTN Zaporizhzhia secepatnya.
PLTN Zaporizhzhia, salah satu pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, sejak Maret lalu telah dikuasai pasukan Rusia.
Dalam beberapa bulan terakhir, PLTN itu telah dibombardir. Rusia dan Ukraina saling tuding terkait pelaku serangan tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Lebih dari 12 ledakan terdengar pada Minggu di sekitar PLTN Zaporizhzhia dan di lokasi pembangkit tersebut, kata IAEA dalam sebuah pernyataan.
Mengutip pihak manajemen PLTN tersebut, IAEA mengatakan bahwa beberapa bangunan, sistem dan peralatan rusak di lokasi PLTN Zaporizhzhia, tetapi sejauh ini tidak ada yang krusial untuk keselamatan dan keamanan nuklir.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi mendesak Rusia dan Ukraina agar menerapkan zona keselamatan dan keamanan nuklir di sekitar PLTN Zaporizhzhia secepatnya.
PLTN Zaporizhzhia, salah satu pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, sejak Maret lalu telah dikuasai pasukan Rusia.
Dalam beberapa bulan terakhir, PLTN itu telah dibombardir. Rusia dan Ukraina saling tuding terkait pelaku serangan tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022