Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memperkuat peran penyuluh di bidang keluarga berencana (KB), untuk membantu menurunkan angka stunting.

"Peran penyuluh KB ini sangat penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama untuk pasangan produktif," kata Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman di Koba, Rabu.

Bupati menjelaskan hingga sekarang prevalensi stunting di daerah itu mencapai 20 persen dari total jumlah balita di daerah setempat.

"Angka itu terus kita turunkan minimal satu digit pada 2024. Oleh karena itu, peran penyuluh sangat penting dalam memberikan edukasi kesehatan," katanya.

Bupati menjelaskan, hingga sekarang jumlah penyuluh KB di daerah itu terdata sebanyak 22 orang yang tersebar pada 56 desa dan tujuh kelurahan.

"Jumlah tersebut sangat sedikit, karena geografis daerah merupakan daerah pesisir, dimana masyarakat belum teredukasi dengan baik mengenai pola hidup bersih dan sehat," ujarnya.

Bupati memprioritaskan penerimaan tenaga penyuluh untuk program KB, karena program KB yang efektif dapat menekan prevalensi stunting.

"Kami sudah turun ke lapangan menggarap lokasi khusus (lokus) stunting di sejumlah wilayah di Bangka Tengah. Bahkan, sejumlah inovasi telah dibuat untuk menekan prevalensi stunting mulai dari hulu," kata bupati.

Pemkab Bangka Tengah juga sudah membuat payung hukum,  yaitu Perda tentang pernikahan dini. Untuk  perempuan menikah umur 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.

"Ini bisa memberikan keyakinan kalau kami benar-benar serius. Selain itu,  kami juga gerakkan masyarakat untuk gemar makan ikan," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022