Koba, Babel, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meluncurkan program intervensi serentak pencegahan kasus kejadian stunting.
"Program intervensi pencegahan stunting ini memang kita mulai pada Juni 2024, sesuai dengan surat dari kementerian terkait," kata Wakil Bupati Bangka Tengah Era Susanto di Koba, Minggu.
Era menjelaskan, pemerintah daerah memprioritaskan pencegahan stunting untuk kalangan balita, ibu hamil, dan calon pengantin.
"Masyarakat harus sering ke posyandu untuk memeriksa kesehatan anak, balita, batita ataupun batuta agar bayi bisa mendapatkan vaksinasi, makanan sehat, dan juga pengetahuan untuk orang tua," kata Era.
Ia mengatakan, posyandu merupakan gerbang pertama bagi pemerintah dalam melakukan intervensi terhadap stunting.
"Warga harus diajak dan didorong datang ke posyandu, jangan merasa takut ke posyandu, dan semua pelayanan kami pastikan gratis terutama untuk vaksin, pemberian gizi seimbang, dan konsultasi serta edukasi bagi ibu hamil," ujarnya.
Era menargetkan angka stunting bisa ditekan hingga mencapai 10 persen pada 2024 dan sekarang di angka 18,2 persen.
"Maka perlu upaya bersama, komitmen berbagai pihak dalam menetapkan langkah serta strategi dalam menekan angka kasus stunting," katanya.
Era juga mengatakan, angka stunting di daerahnya pada 2023 turun menjadi 18,2 persen jika dibandingkan dengan angka pada 2022 yang mencapai 21,2 persen.
"Prevalensi stunting pada 2023 turun sebesar tiga persen karena komitmen berbagai pihak dalam menekan laju kasus gagal tumbuh pada anak," ujarnya.