Koba, Babel, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menargetkan angka stunting turun dari saat ini 21 persen menjadi 18 persen pada akhir 2025 dengan menggencarkan kegiatan monitoring di enam kecamatan.
"Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan di enam kecamatan untuk meninjau langsung capaian program," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Bangka Tengah Wiwik Susanti di Koba, Sabtu.
Ia mengatakan, saat ini lokus penanganan berada di Kecamatan Pangkalanbaru mencakup tiga desa, Kecamatan Sungaiselan ada tujuh desa, dan beberapa desa di Kecamatan Namang.
"Stunting ini menjadi tanggung jawab seluruh unsur organisasi perangkat daerah (OPD) yang tergabung dalam TPPS untuk berkolaborasi menurunkan angka stunting,” ujarnya.
Ia menjelaskan, TPPS telah terbentuk hingga tingkat desa dan kelurahan, melibatkan unsur Tim Pendamping Keluarga (TPK), bidan, penyuluh KB, serta tenaga kesehatan dari lintas sektor.
“Penanganan stunting tidak bisa dilakukan satu instansi saja. Diperlukan kerja terpadu agar hasilnya optimal,” ujarnya.
Salah satu program unggulan TPPS Bangka Tengah adalah Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) yang menargetkan keluarga berisiko stunting (KRS).
“Melalui Genting, para kepala OPD, camat, kepala desa, rumah sakit, Kementerian Agama, dan Baznas berkomitmen menjadi orang tua asuh bagi keluarga berisiko,” kata Wiwik.
Bantuan yang diberikan berupa dukungan nutrisi selama tiga bulan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0–23 bulan, disertai kegiatan edukasi gizi, pola asuh sehat, serta pendampingan rutin di posyandu.
Selain bantuan nutrisi, program ini juga mencakup pendataan kondisi sanitasi dan kelayakan tempat tinggal keluarga penerima manfaat. Hasil pendataan digunakan untuk merekomendasikan tindak lanjut kepada dinas terkait, seperti perbaikan jamban atau intervensi kesehatan.
“Peran orang tua asuh tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga melakukan edukasi agar pencegahan stunting dimulai sejak masa calon pengantin hingga anak usia balita,” ujar Wiwik.
