Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menargetkan peremajaan kebun kelapa sawit masyarakat (replanting) seluas 150 hektare pada 2023.

"Ini merupakan realisasi dari program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang sudah kami jalankan sejak 2020," kata Kepala Dinas Pertanian Bangka Tengah, Sajidin di Koba, Kamis.

Sajidin menjelaskan, sejak 2020 hingga sekarang tercatat seluas 479,9 hektare kebun sawit warga yang masuk dalam PSR. "Program replanting di daerah ini kami nilai cukup sukses, bahkan beberapa hektare sawit PSR mulai berbuah perdana (buah pasir)," katanya.

Ia menjelaskan, realisasi program PSR di Bangka Tengah merupakan tertinggi se-Bangka Belitung, di mana Kabupaten Bangka realisasinya 68 hektare, Bangka Selatan 100 lebih hektare dan Bangka Tengah mencapai 479,9 hektare.

Kabid Perkebunan pada Dinas Pertanian Bangka Tengah, Demsi Apriadi mengatakan, daerah itu secara konsisten menjalankan program PSR atau pelaksanaan peremajaan kelapa sawit pekebun (PKSP).

"Bahkan kami terus membina para pekebun melalui penyuluh di lapangan, juga menyalurkan bantuan bibit sawit unggul kepada pekebun yang lahannya masuk dalam program PSR," katanya.

Ia mengatakan beberapa benih yang dimiliki masyarakat selama ini bukan jenis unggul sehingga berpengaruh terhadap tingkat hidup dan produksi buah sawit

"Tanam tumbuhnya tidak stabil, buah yang dihasilkan kecil, sehingga kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan peremajaan kebun kelapa sawit mereka," kata dia.

Ia mengatakan, kebun sawit yang masuk dalam program PSR adalah tanaman yang tidak produktif lagi, dibuktikan dengan umur tanaman yang mencapai 25 tahun, produktivitas di bawah 10 ton per hektar/tahun.

"Tujuan utama program ini adalah meningkatkan produktivitas tanaman dan semuanya nanti masuk dalam RAB yakni Rp30 juta per hektare, dengan rincian pembelian bibit, pupuk dan lainnya," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022