Harapan baru, ditahun baru 2023 ini dirasakan oleh Ariansyah (52) warga Tanjung Gudang, Kelurahan Mantung, Kecamatan Belinyu. Pasalnya, pria yang berprofesi sebagai nelayan ini di penghujung tahun 2022 lalu, mendapatkan bantuan mesin tempel dari PT Timah Tbk.

Selain Ariansyah, ada lima nelayan lainnya di Kecamatan Belinyu yang mendapatkan bantuan mesin tempel 9,8 PK dari PT Timah Tbk..
 
Ariansyah menceritakan sudah puluhan tahun menjadi nelayan, namun Ia memiliki kendala saat akan melaut. Pasalnya, mesin yang dimilikinya sering rusak. Bahkan dirinya terkadang tak bisa melaut karena mesinnya rusak.

“Sudah puluhan tahun saya melaut, dan selama melaut tersebut mesin tempel saya sering mengalami kendala kerusakan. Tapi saya memaklumi hal itu, karena mesin itu memang sudah usang," katanya. 

Meski sudah pernah diperbaiki, namun karena mesinnya sudah lama sehingga masih kerap kali rusak. 

"Kadang sering kalau mau berangkat melaut batal karena mesinnya enggak hidup. Rasanya sudah capek memperbaikinya," katanya. 

Ia bersyukur menyambut tahun 2023, dirinya mendapatkan bantuan mesin tempel dari PT Timah Tbk sehingga Ia bisa melaut dengan tenang. 

 "Saya sangat senang sekali telah dibantu PT Timah. Alhamdullilah dengan adanya bantuan mesn ini, sangat membantu sekali. Dengan mesin baru ini nanti saya bisa melaut lebih jauh, dan tentunya tidak khawatir  lagi akan terjadi kerusakan," katanya. 
 
Senada Feriyandi  (35), warga Jalan Pahlawan 12, Kelurahan Air Jukung, Kecamatan Belinyu, ini pun merasa terbantu dengan adanya bantuan mesin tempel dari PT timah Tbk.

“Alhamdullilah senang sekali, dengan adanya bantuan mesin baru ini, tentu sangat mendukung aktifitas kami sehari – hari saat melaut," katanya. 

Ia menyebutkan, bantuan mesin 9,8 PK ini dapat mempermudah mereka dalam mencari nafkah. Karena sebelumnya, Ia hanya memiliki mesin 3,5 PK. 

“Saya cuma punya mesin 3,5 PK dan kapasitasnya terbatas. Ini membuat kami agak lambat geraknya. Belum lagi muatan yang bisa dibawa tidak bisa banyak dan juga sampai ketempat tujuan itu lama. Kalah diwaktu jadinya,” ungkap Feri.

Dengan mesin baru yang diberikan PT Timah Tbk, kata dia dapat memangkas waktu perjalanan menuju lokasi melaut. 

“Dari sungai Bunting ke lokasi kami melaut itu hampir 1 jam jika menggunakan mesin yang lama, namun dengan menggunakan mesin 9,8 PK ini hanya membutuhkan waktu 25 menit. Sangat jauh perbedaannya. Selain itu mesin yang diberikan PT Timah ini tenaganya besar dan juga irit," ucapnya. 

Sementara itu, Direktur Sumber Daya Manusia  Timah Tbk, Yennita mengatakan PT Timah Tbk terus berkomitmen untuk membantu masyarakat di lingkar tambang. Salah satunya dengan mendukung kemandirian ekonomi.

“PT Timah senantiasa mendorong kemandirian ekonomi, mesin tempel yang kita berikan kepada Nelayan ini adalah sebagai wujud kita untuk memastikan bahwa keberadaan PT Timah Tbk bisa berdampingan dengan sektor lainnya," ucap Yennita.

PT Timah Tbk kata dia terus mengimplementasikan good mining practice sehingga bisa meminimalisasi dampak lingkungan. 

“Kita sudah melakukan penelitian, dimana kegiatan pertambangan bila dilakukan dengan benar bisa berdampingan dengan sektor lainnya. Seperti yang pernah kita lakukan berupa pembudidayaan Kerapu yang barada disekitar wilayah Kapal Isap beroperasi," tandasnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022