Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berupaya melibatkan para sarjana desa untuk ikut mengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
"Kami berharap kerja sama dengan para sarjana desa ini bisa membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama dalam mengentaskan warga yang belum mengenal baca, tulis, dan hitung di desa masing-masing," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bangka Barat Farouk Yohansyah di Mentok, Rabu.
Menurut dia, keberadaan Perpusda Bangka Barat merupakan salah satu organisasi perangkat daerah pendukung pembangunan bidang pendidikan sehingga pihaknya membantu menggalakkan tumbuh kembang PKBM di desa-desa tertentu.
Farouk mengatakan awal mula pembentukan PKBM di beberapa desa yang ada di daerah itu dimulai dari pengalaman saat para pustakawan datang ke kampung-kampung menggunakan mobil perpustakaan keliling untuk memberikan pelayanan pinjam buku atau sekadar membaca buku-buku yang dibawa armada tersebut.
Namun, pada saat petugas dan armada perpustakaan keliling tiba di lokasi, ditemukan beberapa warga, dewasa dan usia sekolah, yang belum lancar membaca, bahkan ada juga yang sama sekali belum bisa membaca.
Dari pengalaman tersebut, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan berinisiatif untuk menginisiasi pembentukan PKBM sebagai wadah bagi warga belajar membaca, menulis, dan berhitung.
Pada perkembangannya hingga saat ini sudah terbentuk lima unit PKBM yang secara berkala mendapatkan pelayanan dari para petugas Perpusda, yaitu di Desa Airbelo diikuti 20 peserta, Belolaut (30), Ketap (20), Kundi (30) dan di Perpusda Bangka Barat lima peserta.
Selain itu, masih ada PKBM yang masih dalam proses pembentukan yaitu di Desa Tempilang, Dendang, Puput, dan Sekarbiru.
Keberadaan PKBM yang semakin banyak tersebut tidak memungkinkan lagi seluruhnya ditangani para petugas dan pustakawan Perpusda sehingga dilakukan kerja sama dengan memberdayakan para sarjana desa agar terlibat dalam aktivitas dan pengelolaan PKBM di desa masing-masing.
Kehadiran PKBM yang dikelola sarjana desa ini merupakan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan sumber daya manusia bidang pendidikan yang selama ini menjadi isu prioritas.
"Pemerintah sangat peduli terhadap peningkatan kualitas SDM, namun pemerintah juga tidak bisa berjalan sendiri. Partisipasi warga dan seluruh pihak diharapkan bisa ikut mengurangi dan menyelesaikan permasalahan ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Kami berharap kerja sama dengan para sarjana desa ini bisa membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama dalam mengentaskan warga yang belum mengenal baca, tulis, dan hitung di desa masing-masing," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bangka Barat Farouk Yohansyah di Mentok, Rabu.
Menurut dia, keberadaan Perpusda Bangka Barat merupakan salah satu organisasi perangkat daerah pendukung pembangunan bidang pendidikan sehingga pihaknya membantu menggalakkan tumbuh kembang PKBM di desa-desa tertentu.
Farouk mengatakan awal mula pembentukan PKBM di beberapa desa yang ada di daerah itu dimulai dari pengalaman saat para pustakawan datang ke kampung-kampung menggunakan mobil perpustakaan keliling untuk memberikan pelayanan pinjam buku atau sekadar membaca buku-buku yang dibawa armada tersebut.
Namun, pada saat petugas dan armada perpustakaan keliling tiba di lokasi, ditemukan beberapa warga, dewasa dan usia sekolah, yang belum lancar membaca, bahkan ada juga yang sama sekali belum bisa membaca.
Dari pengalaman tersebut, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan berinisiatif untuk menginisiasi pembentukan PKBM sebagai wadah bagi warga belajar membaca, menulis, dan berhitung.
Pada perkembangannya hingga saat ini sudah terbentuk lima unit PKBM yang secara berkala mendapatkan pelayanan dari para petugas Perpusda, yaitu di Desa Airbelo diikuti 20 peserta, Belolaut (30), Ketap (20), Kundi (30) dan di Perpusda Bangka Barat lima peserta.
Selain itu, masih ada PKBM yang masih dalam proses pembentukan yaitu di Desa Tempilang, Dendang, Puput, dan Sekarbiru.
Keberadaan PKBM yang semakin banyak tersebut tidak memungkinkan lagi seluruhnya ditangani para petugas dan pustakawan Perpusda sehingga dilakukan kerja sama dengan memberdayakan para sarjana desa agar terlibat dalam aktivitas dan pengelolaan PKBM di desa masing-masing.
Kehadiran PKBM yang dikelola sarjana desa ini merupakan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan sumber daya manusia bidang pendidikan yang selama ini menjadi isu prioritas.
"Pemerintah sangat peduli terhadap peningkatan kualitas SDM, namun pemerintah juga tidak bisa berjalan sendiri. Partisipasi warga dan seluruh pihak diharapkan bisa ikut mengurangi dan menyelesaikan permasalahan ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023