Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mewujudkan program literasi untuk kesejahteraan sebagai dukungan terhadap upaya percepatan pengurangan kemiskinan di daerah itu.
"Secara bertahap kita ingin mengubah pemahaman masyarakat tentang perpustakaan yang selama ini hanya dianggap sebagai tempat membaca atau mengerjakan tugas, namun pada kenyataannya perpustakaan juga bisa menggerakkan ekonomi keluarga dan masyarakat," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bangka Barat Farouk Yohansyah di Mentok, Sabtu.
Sebagai langkah awal, Perpustakaan Daerah (Perpusda) Bangka Barat beberapa kali menggelar pelatihan keterampilan untuk para ibu dengan mendatangkan narasumber yang kompeten. Mereka dilatih membuat beberapa macam kue yang seluruh pengerjaan mengacu pada salah satu buku yang sudah disiapkan.
Dari pola sederhana yang diterapkan itu kemudian berkembang dan pada akhirnya hingga saat ini Perpusda Bangka Barat berhasil memotivasi warga mengembangkan usaha yang digeluti, bahkan dari produk yang dihasilkan menjadi produk unggulan desa.
Sampai saat ini sudah delapan desa yang berhasil mengembangkan usaha berkat program literasi untuk kesejahteraan yang dijalankan perpusda, yaitu Desa Ketap dengan produk teh hijau dan lulur teh, Rambat produk pengolahan udang dan ikan buntal, Sekarbiru produksi kripik pare, Belolaut produksi pempek udang, Puput produksi ampyang ikan, Airgantang produksi kerupuk ikan dan udang, Teluklimau produksi asam sayur dan Desa Airbelo yang memiliki produk unggulan bidang perkebunan, yaitu sambung pucuk berbagai tanaman buah.
Farouk menjelaskan pada program literasi untuk kesejahteraan ini para pegawai Perpustakaan tidak harus memberikan pelatihan mulai dari dasar, namun ada sebagian yang melakukan pendampingan terhadap usaha yang sudah ada di desa setempat.
"Kita menyesuaikan, jika sudah ada usaha di desa kita hadir untuk memberikan tambahan pengetahuan berdasarkan literatur yang sudah ada, misalnya tata cara pengemasan produk, pola pemasaran dan lainnya berdasarkan buku-buku yang sudah disiapkan sehingga usaha tersebut bisa semakin berkembang," katanya.
Menurut dia, program literasi untuk kesejahteraan ini merupakan implementasi dari program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang menuntut agar perpustakaan hadir di ruang publik sebagai tempat belajar kontekstual, berbagi pengalaman sekaligus menjadi tempat latihan keterampilan bagi masyarakat.
Dengan pola yang sedang dijalankan ini diharapkan kehadiran perpustakaan bisa mendukung salah satu prioritas pembangun nasional, yaitu percepatan pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar.
"Perpustakaan hadir untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan mencerdaskan bangsa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Secara bertahap kita ingin mengubah pemahaman masyarakat tentang perpustakaan yang selama ini hanya dianggap sebagai tempat membaca atau mengerjakan tugas, namun pada kenyataannya perpustakaan juga bisa menggerakkan ekonomi keluarga dan masyarakat," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bangka Barat Farouk Yohansyah di Mentok, Sabtu.
Sebagai langkah awal, Perpustakaan Daerah (Perpusda) Bangka Barat beberapa kali menggelar pelatihan keterampilan untuk para ibu dengan mendatangkan narasumber yang kompeten. Mereka dilatih membuat beberapa macam kue yang seluruh pengerjaan mengacu pada salah satu buku yang sudah disiapkan.
Dari pola sederhana yang diterapkan itu kemudian berkembang dan pada akhirnya hingga saat ini Perpusda Bangka Barat berhasil memotivasi warga mengembangkan usaha yang digeluti, bahkan dari produk yang dihasilkan menjadi produk unggulan desa.
Sampai saat ini sudah delapan desa yang berhasil mengembangkan usaha berkat program literasi untuk kesejahteraan yang dijalankan perpusda, yaitu Desa Ketap dengan produk teh hijau dan lulur teh, Rambat produk pengolahan udang dan ikan buntal, Sekarbiru produksi kripik pare, Belolaut produksi pempek udang, Puput produksi ampyang ikan, Airgantang produksi kerupuk ikan dan udang, Teluklimau produksi asam sayur dan Desa Airbelo yang memiliki produk unggulan bidang perkebunan, yaitu sambung pucuk berbagai tanaman buah.
Farouk menjelaskan pada program literasi untuk kesejahteraan ini para pegawai Perpustakaan tidak harus memberikan pelatihan mulai dari dasar, namun ada sebagian yang melakukan pendampingan terhadap usaha yang sudah ada di desa setempat.
"Kita menyesuaikan, jika sudah ada usaha di desa kita hadir untuk memberikan tambahan pengetahuan berdasarkan literatur yang sudah ada, misalnya tata cara pengemasan produk, pola pemasaran dan lainnya berdasarkan buku-buku yang sudah disiapkan sehingga usaha tersebut bisa semakin berkembang," katanya.
Menurut dia, program literasi untuk kesejahteraan ini merupakan implementasi dari program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang menuntut agar perpustakaan hadir di ruang publik sebagai tempat belajar kontekstual, berbagi pengalaman sekaligus menjadi tempat latihan keterampilan bagi masyarakat.
Dengan pola yang sedang dijalankan ini diharapkan kehadiran perpustakaan bisa mendukung salah satu prioritas pembangun nasional, yaitu percepatan pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar.
"Perpustakaan hadir untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan mencerdaskan bangsa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023