Mentok, Babel (ANTARA) - Perpustakaan Daerah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan survei, evaluasi dan kajian ulang dampak pelaksanaan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
"Evaluasi dan kajian dampak transformasi perpustakaan ini melibatkan tim dari Perpustakaan Nasional. Kami menyambut baik kegiatan ini karena data yang dihasilkan akan menjadi bahan perbaikan bagi kami," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bangka Barat Farouk Yohansyah di Mentok, Selasa.
Menurut dia, kegiatan survei dan kajian tersebut merupakan langkah positif untuk mengevaluasi para penyelenggara program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
"Ini akan menjadi salah satu alat ukur untuk perbaikan dan meningkatkan layanan di Perpusda Bangka Barat," ujarnya.
Sejumlah survei dan kajian yang dilakukan, antara lain kajian efektivitas dan keberhasilan program, meliputi pengukuran perubahan pada variabel-variabel yang menjadi indikator efektivitas dan keberhasilan program.
Selanjutnya, survei pemustaka atau pengunjung perpustakaan, yaitu mengetahui indikasi perubahan yang dirasakan oleh masyarakat, yang memanfaatkan layanan perpustakaan dengan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Ada juga survei nonpemustaka, yakni bagian dari "cost benefit analysis" yang berfungsi membandingkan seberapa besar manfaat yang dihasilkan program terhadap biaya yang dikeluarkan Perpusnas untuk implementasi program itu.
Selain survei di Perpusda Bangka Barat, Tim Perpusnas juga melakukan survei di Perpustakaan Desa Airbelo dan Perpusdes Puput yang diharapkan akan mampu mendorong pelaksanaan program perpustakaan menjadi semakin baik dan bermanfaat untuk menunjang aktivitas masyarakat sehari-hari.