Pemerintah Kota Pangkalpinang menggandeng pemuka agama untuk memberikan pembinaan untuk masyarakat kota itu dalam segala bidang kehidupan.
Terkait hal itu, Kelembagaan Bina Spiritual Pemerintah Provinsi Bangka Belitung memfasilitasi pembinaan pemuka agama tahap 1 Kota Pangkalpinang di Ruang OR Kantor Wali Kota Pangkalpinang, Kamis (2/3).
Wali Kota Pangkalpinang Maulan Aklil (Molen) sangat mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini. Menurutnya masyarakat Pangkalpinang nantinya akan mendapat pembinaan dari para ulama, kyai dan ustadz dalam segala bidang kehidupan.
Adapun salah satu yang menjadi topik pembinaan adalah soal pernikahan, karena tingginya angka perceraian di Kota Pangkalpinang.
“Tahun 2022 ada sekitar 1.176 pasangan yang menikah, namun angka perceraiannya menyentuh 400 pasangan. artinya hampir 40 persenya cerai dan berdampak status janda baru bertambah di Kota Pangkalpinang,” ujar Molen.
Ditambah pasangan yang menikah rata-rata pendidikannya masih tingkat SMA dan ada juga masih di bawah 19 tahun. Sehingga ia ingin perlu adanya pembinaan dengan para ustad dan kyai soal kondisi ini.
“Saya mengamati kondisi tertentu, jika harga timah dan harga sawit mahal, akan banyak pasangan yang menikah. sebaliknya jika harga turun, banyak juga pasangan yang bercerai,” ungkap Molen.
Ia menyadari, Kota Pangkalpinang sebagai ibu kota provinsi menjadi daya tarik sebagai temoat orang berkumpul, jadi perlu adanya bantuan para ulama, kiyai, dan ustadz dalam memberikan pembinaan.
“Saya juga menerima masih banyak pernikahan dan perceraian yang tidak terdata, hal ini terlihat saat saya mengadakan pernikahan massal di Alun-Alun Taman Merdeka pada 2018 lalu, ternyata banyak yang belum punya akta nikah, ketika ditanya jawaban mereka malu untuk membuat akta nikahnya. kondisi ini perlu adanya pembinaan,” kata Molen.
Selain itu, memasuki tahun politik, lewat forum ini ia berharap bersama bisa jadi penyejuk agar tercipta tasa damai dan nyaman di masyarakat.
“Kita bina masyarakat agar jangan cepat terprovokasi, jangan menyebar isu-isu hoaks, karena yang dirugikan adalah masyarakat sendiri. Pembinaa dan imbauan lewat pemuka agama akan didengar oleh masyarakat. Untuk itu mari kiranya kita ciptakan iklim kondusif ditengah masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
Terkait hal itu, Kelembagaan Bina Spiritual Pemerintah Provinsi Bangka Belitung memfasilitasi pembinaan pemuka agama tahap 1 Kota Pangkalpinang di Ruang OR Kantor Wali Kota Pangkalpinang, Kamis (2/3).
Wali Kota Pangkalpinang Maulan Aklil (Molen) sangat mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini. Menurutnya masyarakat Pangkalpinang nantinya akan mendapat pembinaan dari para ulama, kyai dan ustadz dalam segala bidang kehidupan.
Adapun salah satu yang menjadi topik pembinaan adalah soal pernikahan, karena tingginya angka perceraian di Kota Pangkalpinang.
“Tahun 2022 ada sekitar 1.176 pasangan yang menikah, namun angka perceraiannya menyentuh 400 pasangan. artinya hampir 40 persenya cerai dan berdampak status janda baru bertambah di Kota Pangkalpinang,” ujar Molen.
Ditambah pasangan yang menikah rata-rata pendidikannya masih tingkat SMA dan ada juga masih di bawah 19 tahun. Sehingga ia ingin perlu adanya pembinaan dengan para ustad dan kyai soal kondisi ini.
“Saya mengamati kondisi tertentu, jika harga timah dan harga sawit mahal, akan banyak pasangan yang menikah. sebaliknya jika harga turun, banyak juga pasangan yang bercerai,” ungkap Molen.
Ia menyadari, Kota Pangkalpinang sebagai ibu kota provinsi menjadi daya tarik sebagai temoat orang berkumpul, jadi perlu adanya bantuan para ulama, kiyai, dan ustadz dalam memberikan pembinaan.
“Saya juga menerima masih banyak pernikahan dan perceraian yang tidak terdata, hal ini terlihat saat saya mengadakan pernikahan massal di Alun-Alun Taman Merdeka pada 2018 lalu, ternyata banyak yang belum punya akta nikah, ketika ditanya jawaban mereka malu untuk membuat akta nikahnya. kondisi ini perlu adanya pembinaan,” kata Molen.
Selain itu, memasuki tahun politik, lewat forum ini ia berharap bersama bisa jadi penyejuk agar tercipta tasa damai dan nyaman di masyarakat.
“Kita bina masyarakat agar jangan cepat terprovokasi, jangan menyebar isu-isu hoaks, karena yang dirugikan adalah masyarakat sendiri. Pembinaa dan imbauan lewat pemuka agama akan didengar oleh masyarakat. Untuk itu mari kiranya kita ciptakan iklim kondusif ditengah masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023