Pemerintah Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memaksimalkan percepatan penurunan kasus stunting di lokasi fokus (lokus) untuk mewujudkan daerah aman kasus gizi kronis.

"Kami terus memaksimalkan percepatan penurunan kasus stunting mulai dari meningkatkan pemberdayaan masyarakat, pemberian asupan gizi kepada balita dan kegiatan pencegahan penting yang lain," kata Bupati Bangka Mulkan di Sungailiat, Rabu.

Percepatan penanganan kasus stunting menjadi program prioritas yang harus dilakukan terpadu melibatkan semua unsur termasuk peran Kementerian Agama dalam hal pencegahan pernikahan usia dini.

"Peran swasta juga sangat dibutuhkan membantu dalam penanganan percepatan kasus stunting seperti penyaluran program sosial melalui pemberian makanan bergizi bagi balita," jelas Bupati.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka kasus stunting di Kabupaten Bangka menunjukkan angka penurunan dimana tahun 2022 tercatat sebanyak 329 balita stunting dan sampai akhir Februari 2023 turun menjadi 311 balita.

"Dilihat dari data kasus stuting yang turun, saya optimis lokus desa stunting secara bertahap akan kembali aman dari kasus gizi kronis," kata Bupati.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bangka Dalyan Amri mengatakan tim Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) turun langsung ke lapangan di lokus atau di luar lokus stunting di Kabupaten Bangka.

"Tim memantau dan melihat proses langsung termasuk pula capaian penggunaan dana desa yang diprioritaskan untuk penanganan stunting," jelas Dalyan Amri.

Tercatat beberapa desa yang menjadi lokasi fokus stunting di Kabupaten Bangka tahun 2023, yakni Desa Petaling Banjar, Kemuja, Labu, Cengkong Abang, Mendo, Penagan, Kota Kapur, Gunung Muda, Banyu Asin dan Desa Rebo.

Pewarta: Kasmono

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023