Pangkalpinang (Antara Babel) - Harga daging ayam di pasar-pasar di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bertahan tinggi meskipun harga bahan bakar minyak sudah turun.

"Penurunan harga BBM tidak memengaruhi harga daging ayam itu sama sekali karena permintaan warga meningkat seiring perayaan Ceng Beng," kata Kabid Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Disperindagkop Pangkalpinang, Eka Subehi di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan, setiap menjelang perayaan keagamaan harga daging itu memang cenderung tinggi atau bahkan naik sebab permintaan meningkat dibanding sebelumnya, namun harga itu masih dalam batas kewajaran.

Harga daging ayam broiler bertahan Rp32.000 per kilogram, sedangkan harga daging ayam kampung naik menjadi Rp60.000 dari sebelumnya Rp56.000 per kilogram.

"Kami akan terus memantau pergerakan harga dan terus mengawasinya agar pedagang tidak mengambil keuntungan sebesar mungkin dengan memanfaatkan momen tertentu," ujarnya.

Menurut dia, meskipun stok cukup kalau permintaan warga terus meningkat maka akan berdampak langsung terhadap bertahan tingginya harga karena harga masih berdasarkan mekanisme pasar.

"Nanti juga harganya akan turun sendiri seiring selesainya perayaan Ceng Beng dan turunnya permintaan, gejolak harga memang biasa terjadi setiap merayakan hari kebesaran agama," katanya.

Menurut dia, pedagang masih mendatangkan pasokan dari luar daerah untuk mencukupi permintaan selain itu juga agar harga tidak mengalami pelonjakan yang lebih tinggi.

"Mungkin pedagang khawatir pasokan daging ayam dari peternak lokal tidak mencukupi karena perayaan Ceng Beng permintaan cukup banyak sebab warga Tionghoa di kota ini sangat antusias merayakannya dengan berbagai menu makanan," ujarnya.

Pewarta: Mulki

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016