Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menargetkan lahan perkebunan sawit milik warga seluas 100 hektare masuk ke dalam program peremajaan kelapa sawit pekebun (PKSP).
"Tahun ini ditargetkan 100 hektare sawit warga yang sudah berusia tua masuk dalam program PKSP," kata Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Bangka Tengah Wahyu Nurrakhman di Koba, Babel, Kamis.
Wahyu menjelaskan perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan yang mampu meningkatkan kesejahteraan para pekebun.
"Program PKSP terus kita sosialisasikan kepada para petani kelapa sawit untuk peningkatan produktivitas dan perekonomian para pekebun," ujarnya.
Pemerintah daerah setempat terus bersinergi dengan pihak terkait dalam mendukung upaya pelaksanaan program PKSP daerah itu.
"Saat panen nanti para pekebun akan merasakan manfaatnya, apalagi hasil dari panen kebun yang mengikuti program peremajaan ini nantinya akan diolah serta dimitrakan dengan beberapa perusahaan pengolahan yang resmi," kata Wahyu.
Ia mengatakan PKSP merupakan program strategis nasional untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit pekebun dengan cara diremajakan dan diberikan kepada pekebun yang tergabung dalam kelembagaan resmi dan berlegalitas.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Bangka Tengah Dian Akbarini mengatakan bahwa sosialisasi program PKSP sangat penting, mengingat adanya perubahan kebijakan terkait program tersebut.
"Sosialisasi juga merupakan pelaksanaan dari perjanjian swakelola dana peremajaan sawit antara Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI dengan DPKP Bangka Tengah yang sudah kita teken pada Maret 2023," ujarnya.
Ia mengatakan Bangka Tengah mendapat kuota 100 hektare sawit masyarakat untuk masuk dalam program peremajaan.
Wilayah potensial yang mendapatkan program PKSP ini tersebar di beberapa desa di dua kecamatan yaitu Simpangkatis dan Sungaiselan.
"Kami berharap produktivitas dari perkebunan kelapa sawit yang ada di Bangka Tengah dapat meningkat dengan program peremajaan ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Tahun ini ditargetkan 100 hektare sawit warga yang sudah berusia tua masuk dalam program PKSP," kata Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Bangka Tengah Wahyu Nurrakhman di Koba, Babel, Kamis.
Wahyu menjelaskan perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan yang mampu meningkatkan kesejahteraan para pekebun.
"Program PKSP terus kita sosialisasikan kepada para petani kelapa sawit untuk peningkatan produktivitas dan perekonomian para pekebun," ujarnya.
Pemerintah daerah setempat terus bersinergi dengan pihak terkait dalam mendukung upaya pelaksanaan program PKSP daerah itu.
"Saat panen nanti para pekebun akan merasakan manfaatnya, apalagi hasil dari panen kebun yang mengikuti program peremajaan ini nantinya akan diolah serta dimitrakan dengan beberapa perusahaan pengolahan yang resmi," kata Wahyu.
Ia mengatakan PKSP merupakan program strategis nasional untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit pekebun dengan cara diremajakan dan diberikan kepada pekebun yang tergabung dalam kelembagaan resmi dan berlegalitas.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Bangka Tengah Dian Akbarini mengatakan bahwa sosialisasi program PKSP sangat penting, mengingat adanya perubahan kebijakan terkait program tersebut.
"Sosialisasi juga merupakan pelaksanaan dari perjanjian swakelola dana peremajaan sawit antara Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI dengan DPKP Bangka Tengah yang sudah kita teken pada Maret 2023," ujarnya.
Ia mengatakan Bangka Tengah mendapat kuota 100 hektare sawit masyarakat untuk masuk dalam program peremajaan.
Wilayah potensial yang mendapatkan program PKSP ini tersebar di beberapa desa di dua kecamatan yaitu Simpangkatis dan Sungaiselan.
"Kami berharap produktivitas dari perkebunan kelapa sawit yang ada di Bangka Tengah dapat meningkat dengan program peremajaan ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023