Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memastikan 34.326 ekor sapi dari luar daerah yang masuk ke Kepulauan Babel bebas antraks dan penyakit lainnya.
"Kami memastikan ternak sapi dan kambing yang masuk di Kepulauan Babel sehat," kata Kepala BKP Kelas II Pangkalpinang Herwintarti di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan, selama Januari-Juni 2023 ini sebanyak 34.326 ekor sapi dari Lampung, Madura dan Nusa Tenggara Barat masuk ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, guna memenuhi kebutuhan daging sapi masyarakat.
"Hampir 90 persen kebutuhan sapi potong masyarakat Kepulauan Babel masih didatangkan dari luar daerah, karena ketersediaan sapi petani lokal masih tahap pengembangan," katanya.
Menurut dia, dalam memastikan sapi dari luar daerah ini sehat dan bebas dari berbagai penyakit seperti antraks, penyakit mulut dan kuku, LSD dan penyakit lainnya tidak hanya berdasarkan dokumen saja, tetapi perlu keberlanjutan pengawasan di masyarakat.
"Kami berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam mengawasi ternak-ternak ini di peternak, agar ternak ini betul-betul sehat untuk dipotong maupun dikembangbiakan," katanya.
Ia menyatakan, kunci dalam mengatasi masuknya antraks ini adalah bagaimana BKP mengoptimalkan kolaborasi dengan dinas-dinas terkait di pemerintah provinsi, kabupaten dan kota.
"Kita harus bersatu padu, agar penyakit hewan dan tumbuhan dari luar tidak masuk ke Kepulauan Babel yang akan mengganggu program pengembangan pertanian dan peternakan pemerintah daerah ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Kami memastikan ternak sapi dan kambing yang masuk di Kepulauan Babel sehat," kata Kepala BKP Kelas II Pangkalpinang Herwintarti di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan, selama Januari-Juni 2023 ini sebanyak 34.326 ekor sapi dari Lampung, Madura dan Nusa Tenggara Barat masuk ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, guna memenuhi kebutuhan daging sapi masyarakat.
"Hampir 90 persen kebutuhan sapi potong masyarakat Kepulauan Babel masih didatangkan dari luar daerah, karena ketersediaan sapi petani lokal masih tahap pengembangan," katanya.
Menurut dia, dalam memastikan sapi dari luar daerah ini sehat dan bebas dari berbagai penyakit seperti antraks, penyakit mulut dan kuku, LSD dan penyakit lainnya tidak hanya berdasarkan dokumen saja, tetapi perlu keberlanjutan pengawasan di masyarakat.
"Kami berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam mengawasi ternak-ternak ini di peternak, agar ternak ini betul-betul sehat untuk dipotong maupun dikembangbiakan," katanya.
Ia menyatakan, kunci dalam mengatasi masuknya antraks ini adalah bagaimana BKP mengoptimalkan kolaborasi dengan dinas-dinas terkait di pemerintah provinsi, kabupaten dan kota.
"Kita harus bersatu padu, agar penyakit hewan dan tumbuhan dari luar tidak masuk ke Kepulauan Babel yang akan mengganggu program pengembangan pertanian dan peternakan pemerintah daerah ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023