Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan penguatan kegiatan edukasi kepada masyarakat agar bisa bersama-sama melakukan pencegahan bencana kebakaran hutan dan lahan.
"Sosialisasi ke desa-desa terus kami lakukan agar masyarakat semakin sadar akan bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dengan memiliki pemahaman yang baik diharapkan warga bisa melakukan tindakan pencegahan secara mandiri dan melakukan tindakan awal jika terjadi bencana di lingkungan masing-masing," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bangka Barat Achmad Nursyandii di Mentok, Selasa.
Sosialisasi dan edukasi langsung kepada warga, perangkat pemerintah desa, anggota Badan Permusyawarahan Desa dan perwakilan pemuda terus digencarkan di seluruh desa, terutama di desa-desa yang memiliki risiko tinggi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Hal ini dilakukan karena berdasarkan informasi awal dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), diprediksi musim kemarau sudah mulai berlangsung dan diperkirakan akan terjadi hingga Oktober 2023.
Musim kemarau kali ini juga lebih kering dari biasanya atau sering disebut dengan fenomena El Nino sehingga potensi bencana karhutla menjadi lebih tinggi.
"Menyikapi hal itu, kami bersama sejumlah instansi terkait lainnya terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar bisa bersama-sama melakukan tindakan pencegahan," ujarnya.
Sosialisasi berjalan secara rutin dan terakhir dilaksanakan hari ini di Desa Airlimau, Kecamatan mentok, dengan melibatkan warga, perangkat pemerintah desa, para anggota BPD, Bhabinsa, Bhabinkamtibmas dan perwakilan pemuda di desa tersebut.
Edukasi dilakukan sebagai salah satu bentuk realisasi dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan pemahaman sekaligus pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla.
"Dari kegiatan itu kita juga mendorong terbentuknya relawan pemadam kebakaran di tingkat desa yang nantinya bisa berperan aktif dalam melakukan pencegahan dan penanganan jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran," katanya.
Relawan pemadam kebakaran ini merupakan organisasi sosial berbasis masyarakat yang secara sukarela berpartisipasi mewujudkan ketahanan lingkungan dari bahaya kebakaran, termasuk karhutla.
Berdasarkan data, sejak Januari hingga awal Juni 2023, di Kabupaten Bangka barat telah terjadi sebanyak 31 kasus kebakaran lahan dengan luas total 41 hektare.
"Dengan terbentuknya para relawan pemadam kebakaran di seluruh desa dan kelurahan diharapkan ancaman bencana kebakaran bisa diminimalkan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Sosialisasi ke desa-desa terus kami lakukan agar masyarakat semakin sadar akan bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dengan memiliki pemahaman yang baik diharapkan warga bisa melakukan tindakan pencegahan secara mandiri dan melakukan tindakan awal jika terjadi bencana di lingkungan masing-masing," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bangka Barat Achmad Nursyandii di Mentok, Selasa.
Sosialisasi dan edukasi langsung kepada warga, perangkat pemerintah desa, anggota Badan Permusyawarahan Desa dan perwakilan pemuda terus digencarkan di seluruh desa, terutama di desa-desa yang memiliki risiko tinggi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Hal ini dilakukan karena berdasarkan informasi awal dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), diprediksi musim kemarau sudah mulai berlangsung dan diperkirakan akan terjadi hingga Oktober 2023.
Musim kemarau kali ini juga lebih kering dari biasanya atau sering disebut dengan fenomena El Nino sehingga potensi bencana karhutla menjadi lebih tinggi.
"Menyikapi hal itu, kami bersama sejumlah instansi terkait lainnya terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar bisa bersama-sama melakukan tindakan pencegahan," ujarnya.
Sosialisasi berjalan secara rutin dan terakhir dilaksanakan hari ini di Desa Airlimau, Kecamatan mentok, dengan melibatkan warga, perangkat pemerintah desa, para anggota BPD, Bhabinsa, Bhabinkamtibmas dan perwakilan pemuda di desa tersebut.
Edukasi dilakukan sebagai salah satu bentuk realisasi dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan pemahaman sekaligus pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla.
"Dari kegiatan itu kita juga mendorong terbentuknya relawan pemadam kebakaran di tingkat desa yang nantinya bisa berperan aktif dalam melakukan pencegahan dan penanganan jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran," katanya.
Relawan pemadam kebakaran ini merupakan organisasi sosial berbasis masyarakat yang secara sukarela berpartisipasi mewujudkan ketahanan lingkungan dari bahaya kebakaran, termasuk karhutla.
Berdasarkan data, sejak Januari hingga awal Juni 2023, di Kabupaten Bangka barat telah terjadi sebanyak 31 kasus kebakaran lahan dengan luas total 41 hektare.
"Dengan terbentuknya para relawan pemadam kebakaran di seluruh desa dan kelurahan diharapkan ancaman bencana kebakaran bisa diminimalkan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023