Kepala Markas Unit Polairud Polda Kepulauan Bangka Belitung, Bripka Heri Irawan mengingatkan seluruh nelayan di daerah itu agar mewaspadai gelombang pasang di daerah penangkapan ikan.

"Saya ingatkan semua nelayan yang melakukan aktivitas penangkapan ikan, agar benar-benar memperhatikan kondisi di perairan karena saat ini terjadi gelombang pasang yang biasanya disertai angin kencang," kata dia di Sungailiat, Selasa, menanggapi insiden kecelakaan kapal nelayan yang mengakibatkan seorang nakhoda kapal hilang atas nama Hasanudin.

Antisipasi dini dengan melengkapi alat standar keselamatan bagi kapal penangkapan ikan kata dia, harus terpenuhi seperti, jaket pelampung, alat isyarat visual seperti isyarat asap apung "buoyant smoke signal" dan alat keselamatan pendukung yang lain termasuk kondisi kapal dinyatakan layak berlayar.

Resiko kecelakaan kapal nelayan di laut dapat disebabkan berbagai faktor, mulai dari faktor alam, faktor teknis dan faktor manusia. Interaksi faktor yang kompleks tersebut menjadi perhatian serius bagi nelayan.

Baca juga: Satpolair Polres Bangka cari nelayan hilang di perairan Tanjung Pesona

"Nelayan harus dapat memilih dan menempatkan kapal di zona penangkapan ikan "Fishing graoud" di jalur aman untuk menghindari bersinggungan dengan kapal yang melakukan aktivitas berlayar di jalur itu," jelas dia.

Berdasarkan data dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat, tercatat jumlah kapal nelayan yang berdomisili dengan berbagai bobot dan jenis alat tangkap mencapai 765 unit.

"Jarak antar kapal nelayan di laut juga perlu diperhatikan untuk mempermudah memberikan bantuan awal jika ada salah satu kapal yang mengalami kendala," kata Heri Irawan.

Heri Irawan mengimbau seluruh nelayan selain tetap menjaga keselamatan, juga ikut berperan menjaga keamanan dan ketertiban di laut, segera melapor ke pos penjagaan laut terdekat jika mengetahui ada dugaan pelanggaran di laut.

Pewarta: Kasmono

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023