Pangkalpinang (Antara Babel) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung gencar menyosialisasikan pembayaran tanpa uang tunai mengingat warga di daerah itu masih lebih suka menggunakan uang tunai.
"Berdasarkan data 2015, warga Babel yang melakukan pembayaran tunai masih tinggi. Tercermin dari sistem pembayaran tunai dan pengedaran uang di BI Babel dengan net outflow mencapai Rp583,90 miliar," ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Babel Bayu Martanto di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan BI sudah mengadakan program sosialisasi ke berbagai kalangan baik ke masyarakat, sekolah SMA, perguruan tinggi bahkan ke lembaga dan pemerintahan.
"Selama 2016 ini, kita sudah beberapakali melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat dan keliling sekolah untuk memberikan pemahaman terkait manfaat transaksi sistem pembayaran nontunai," ujarnya.
Menurut dia, tingginya pembayaran menggunakan uang tunai di Babel tersebut ternyata kondisinya hampir sama dengan yang terjadi di daerah lain sehingga secara nasional kondisi masyarakatnya lebih menyukai transaksi menggunakan uang tunai.
Padahal alat pembayaran ada dua yakni tunai dan nontunai.
"Berdasarkan survei rumah tangga yang dilaksanakan oleh BI pada 2012, yakni sebanyak 48 persen dari total rumah tangga di Indonesia, belum memiliki rekening tabungan sehingga otomatis mereka tidak memiliki alat pembayaran menggunakan kartu (APMK)," jelasnya.
Ia berharap masyarakat melakukan pembayaran nontunai karena lebih aman, praktis, mudah dan menekan angka kriminal.
"Saat ini banyak kejadian perampokan penjambretan yang sasarannya adalah orang-orang yang membawa uang tunai," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Berdasarkan data 2015, warga Babel yang melakukan pembayaran tunai masih tinggi. Tercermin dari sistem pembayaran tunai dan pengedaran uang di BI Babel dengan net outflow mencapai Rp583,90 miliar," ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Babel Bayu Martanto di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan BI sudah mengadakan program sosialisasi ke berbagai kalangan baik ke masyarakat, sekolah SMA, perguruan tinggi bahkan ke lembaga dan pemerintahan.
"Selama 2016 ini, kita sudah beberapakali melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat dan keliling sekolah untuk memberikan pemahaman terkait manfaat transaksi sistem pembayaran nontunai," ujarnya.
Menurut dia, tingginya pembayaran menggunakan uang tunai di Babel tersebut ternyata kondisinya hampir sama dengan yang terjadi di daerah lain sehingga secara nasional kondisi masyarakatnya lebih menyukai transaksi menggunakan uang tunai.
Padahal alat pembayaran ada dua yakni tunai dan nontunai.
"Berdasarkan survei rumah tangga yang dilaksanakan oleh BI pada 2012, yakni sebanyak 48 persen dari total rumah tangga di Indonesia, belum memiliki rekening tabungan sehingga otomatis mereka tidak memiliki alat pembayaran menggunakan kartu (APMK)," jelasnya.
Ia berharap masyarakat melakukan pembayaran nontunai karena lebih aman, praktis, mudah dan menekan angka kriminal.
"Saat ini banyak kejadian perampokan penjambretan yang sasarannya adalah orang-orang yang membawa uang tunai," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016