Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyebutkan produksi cabai besar lokal mencapai 138 persen atau surplus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu.
"Saat ini hanya cabai besar saja yang surplus, sementara komoditas lainnya masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Babel Edi Romdhoni di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan saat ini kemampuan produksi pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih kurang kecuali cabai merah besar, sementara beras baru tiga persen, cabai rawit 67 persen, bawang merah 30 persen dari kebutuhan masyarakat.
"Produksi cabai besar ini sudah mencapai satu kilogram per batang dan alhamdulillah, masalah kekurangan cabai besar ini sudah teratasi dengan baik," ujarnya.
Menurut dia, budaya cabai besar ini sudah berjalan dengan baik, namun sekarang tantangannya adalah bagaimana dalam menekan biaya komoditas tersebut.
"Tantangan pengembangan pertanian ini cukup banyak, seperti biaya upah buruh tani yang tinggi dan lainnya," katanya.
Ia menambahkan produksi cabai besar yang mencapai 138 persen dari kebutuhan masyarakat ini bukan pekerjaan yang mudah, mengingat tantangan pembudidayaan komoditas yang cukup besar.
"Kita baru satu hingga dua tahun ini saja surplus produksi cabai besar ini, sebelumnya komoditas ini didatangkan dari luar daerah sehingga harga cabai berfluktuasi tinggi," katanya. ***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Saat ini hanya cabai besar saja yang surplus, sementara komoditas lainnya masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Babel Edi Romdhoni di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan saat ini kemampuan produksi pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih kurang kecuali cabai merah besar, sementara beras baru tiga persen, cabai rawit 67 persen, bawang merah 30 persen dari kebutuhan masyarakat.
"Produksi cabai besar ini sudah mencapai satu kilogram per batang dan alhamdulillah, masalah kekurangan cabai besar ini sudah teratasi dengan baik," ujarnya.
Menurut dia, budaya cabai besar ini sudah berjalan dengan baik, namun sekarang tantangannya adalah bagaimana dalam menekan biaya komoditas tersebut.
"Tantangan pengembangan pertanian ini cukup banyak, seperti biaya upah buruh tani yang tinggi dan lainnya," katanya.
Ia menambahkan produksi cabai besar yang mencapai 138 persen dari kebutuhan masyarakat ini bukan pekerjaan yang mudah, mengingat tantangan pembudidayaan komoditas yang cukup besar.
"Kita baru satu hingga dua tahun ini saja surplus produksi cabai besar ini, sebelumnya komoditas ini didatangkan dari luar daerah sehingga harga cabai berfluktuasi tinggi," katanya. ***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023