Pangkalpinang (Antara Babel) - Pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Babel) akan membatasi buah-buahan impor untuk meningkatkan harga jual buah lokal dan kesejahteraan petani di daerah itu.


"Dengan adanya pembatasan buah-buahan luar masuk ke Babel tentu minat petani mengembangkan akan tinggi seiring naiknya beraneka harga buah lokal," ujar Kabid Pertanian Distanbunnak Babel Zola di Pangkalpinang, Senin.


Ia menjelaskan, saat ini minat petani mengembang buah lokal seperti sawo, durian, sirsak, mangis, salak, cimpedak, duku, mangga, jeruk dan lainnya masih rendah karena mereka menilai harga buah lokal masih rendah dan belum mampu menambah pendapatan keluarga mereka.


"Saat ini untuk memenuhi konsumsi buah warga, Babel masih mengandalkan pasokan buah dari luar seiring terbatasnya produksi buah-buahan petani lokal," ujarnya.


Ia mengatakan, dalam upaya memancing minat petani ini, pihak terus mendorong petani melalui penyuluhan, penyaluran bantuan bibit buah, racun hama tanaman, pupuk dan lainnya.


"Dengan adanya bantuan ini dan pembatasan impor buah ini, sehingga pilihan petani untuk meningkatkan kesejahteraan akan lebih banyak dan tidak terfokus satu komoditas pertanian atau perkebunan saja," ujarnya.


Menurut dia, pembatasan impor buah ini seperti apel, anggur, pir, melon, jeruk sankis, lengkeng dan lainnya dalam upaya menjamin kualitas dan kesehatan buah tersebut.


"Kualitas dan kesehatan buah impor ini diragukan karena buah ini sudah diawetkan, mengunakan pertisida dalam produksi dan lainnya, sementara buah lokal tidak menggunakan pertisida tanpa pengawetkan sehingga kualitas dan kesehatan buah tersebut terjamin," ujarnya.


Ia mengatakan, saat ini, karena rendahnya harga buah lokal ini, banyak petani yang menebang pohon buah yang ada di kebun dan mereka ganti dengan tanaman lainnya.


"Saat ini, buah-buahan lokal ini semakin berkurang karena alih fungsi lahan menjadi pemukiman, perkebunan dan lainnya, sehingga pemerintah cukup kesulitan untuk meningkatkan produksi buah lokal ini," ujarnya.

Pewarta: pewarta: aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013