Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, belum menemukan kasus penyakit cacar monyet atau monkeypox di daerah ini.
"Kami sampai saat ini belum menemukan kasus cacar monyet baik melalui laporan dari puskesmas maupun dari layanan rumah sakit," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Then Suyanti di Sungailiat, Jumat.
Meskipun belum ditemukan kasus penyakit menular ini, kata dia, pihaknya tetap melakukan upaya pencegahan melalui sosialisasi di tingkat fasilitas layanan kesehatan oleh tenaga medis dan petugas kesehatan terkait deteksi dini gejala suspek cacar monyet.
"Kami melakukan deteksi dini penyakit cacat monyet pada saat konseling serta tes HIV dan IMS karena penularan bisa dari hubungan seksual dan kontak kulit langsung. Kami juga melakukan sosialisasi pencegahan cacar monyet langsung ke masyarakat," katanya.
Ia menjelaskan cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yaitu virus yang termasuk dalam kelompok Orthopoxvirus. Virus ini awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan, seperti tupai, monyet, dan tikus yang terinfeksi virus monkeypox.
"Penularan virus monkeypox juga dapat terjadi lewat kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi," katanya.
Menurut dia, penyakit cacar monyet memiliki gejala yang serupa dengan cacar air, yaitu bintil berair. Seiring perkembangan penyakit, bintil berair berubah menjadi bernanah dan menimbulkan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Penjabat Bupati Bangka M Haris mengajak masyarakat untuk bersama-sama mencegah penularan cacar monyet seperti yang sudah disosialisasikan oleh petugas kesehatan.
"Saya minta masyarakat mematuhi anjuran pencegahan cacar monyet yang sudah disampaikan oleh petugas kesehatan agar Kabupaten Bangka aman dari sebaran penyakit menular cacar monyet," katanya.
"Lingkungan harus tetap terjaga kebersihannya, karena sumber penyakit dapat pula disebabkan oleh kondisi lingkungan dan perilaku hidup masyarakat," kata Haris.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Kami sampai saat ini belum menemukan kasus cacar monyet baik melalui laporan dari puskesmas maupun dari layanan rumah sakit," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Then Suyanti di Sungailiat, Jumat.
Meskipun belum ditemukan kasus penyakit menular ini, kata dia, pihaknya tetap melakukan upaya pencegahan melalui sosialisasi di tingkat fasilitas layanan kesehatan oleh tenaga medis dan petugas kesehatan terkait deteksi dini gejala suspek cacar monyet.
"Kami melakukan deteksi dini penyakit cacat monyet pada saat konseling serta tes HIV dan IMS karena penularan bisa dari hubungan seksual dan kontak kulit langsung. Kami juga melakukan sosialisasi pencegahan cacar monyet langsung ke masyarakat," katanya.
Ia menjelaskan cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yaitu virus yang termasuk dalam kelompok Orthopoxvirus. Virus ini awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan, seperti tupai, monyet, dan tikus yang terinfeksi virus monkeypox.
"Penularan virus monkeypox juga dapat terjadi lewat kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi," katanya.
Menurut dia, penyakit cacar monyet memiliki gejala yang serupa dengan cacar air, yaitu bintil berair. Seiring perkembangan penyakit, bintil berair berubah menjadi bernanah dan menimbulkan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Penjabat Bupati Bangka M Haris mengajak masyarakat untuk bersama-sama mencegah penularan cacar monyet seperti yang sudah disosialisasikan oleh petugas kesehatan.
"Saya minta masyarakat mematuhi anjuran pencegahan cacar monyet yang sudah disampaikan oleh petugas kesehatan agar Kabupaten Bangka aman dari sebaran penyakit menular cacar monyet," katanya.
"Lingkungan harus tetap terjaga kebersihannya, karena sumber penyakit dapat pula disebabkan oleh kondisi lingkungan dan perilaku hidup masyarakat," kata Haris.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023