Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Bangka Belitung (Babel) berpendapat pemilih pemula pada Pemilu 2024 mendatang dapat menjadi agen perubahan yang tangguh dalam menangkal kabar bohong "hoaks".

Menurut Ketua Mafindo Wilayah Bangka Belitung, Suryani Manaf, melalui keterangan, Kamis, mengatakan pemilih pemula terutama di jenjang usia pendidikan menengah atas harus mampu menjadi agen perubahan yang tangguh, kritis dalam menangkal kabar bohong yang berpotensi terjadi dalam pesta demokrasi.

Mafindo menempatkan lembaga pendidikan sebagai sekolah kebangsaan tukar nalar bagi pemilih pemula di usia yang sudah mempunyai hak menyampaikan pilihan politik.

Sekolah Kebangsaan Tular Nalar bersama Mafindo Bangka Belitung menjadi alternatif yang ada di masa infodemik, berkomitmen menjadikan pemilih pemula sebagai salah satu agen perubahan bagi warga digital Bangka Belitung yang tangguh dalam tangkal hoaks.

"Membekali generasi muda Bangka Belitung  dengan kemampuan melakukan penginderaan hoaks agar dapat melakukan pencegahan sebelum bencana hoaks terjadi menjelang tahun politik 2024 mendatang," jelas Suryani.

Dia mengatakan sekolah Kebangsaan Tular nalar berupaya mengantisipasi berbagai ancaman hoaks dan disinformasi dengan edukasi penginderaan hoaks. Melalui empat modul terbaru, yaitu pemilu, demokrasi, Penginderaan hoaks dan regulasi untuk pemilih pemula dan lanjut usia.

“Kami memiliki tujuh fasilitator yang telah mendapatkan Training of Trainer (TOT) dalam melakukan kegiatan literasi digital yang terdiri dari berbagai kalangan mulai dosen komunikasi Stisipol Pahlawan 12 Bangka, dosen komunikasi Stain SAS Babel, Dinas Kominfo Bangka dan aktivis serta mahasiswa," jelas dia.

Baca juga: Mafindo Babel latih pemilih pemula bongkar kabar bohong

Semua fasilitator kata dia, didukung penuh oleh Tim Relawan Mafindo Babel, Himpunan mahasiswa Stisipol Pahlawan 12 Bangka serta Bujang Miak Bangka. Dan tidak menutup kemungkinan nanti para pemilih pemula yang merupakan pelajar akan diajak menjadi fasilitator.

Program Tular Nalar memfokuskan kepada pemberian kekebalan generasi muda yang mudah terprovokasi dalam menghadapi pemilu 2024. 

"Mereka cenderung menggunakan sistem berfikir intiutif yaitu lebih mementingkan perasaan dalam mengambil keputusan. Dan kami mengajarkan kepada mereka bagaimana menyeimbangkan cara berfikir intuitif dengan berfikir logis dalam mendapatkan informasi yang tepat," ujar Suryani Manaf.

Baca juga: Masyarakat Anti Fitnah Indonesia berperan siapkan pemilih cerdas Pemilu 2024

Dia mengajak pemilih pemula bagaimana berfikir sebagai pembuat hoaks yang tujuan mengacaukan isi, emosi dan kacau diri. Sehingga mereka tahu motif dari pembuat hoaks serta mensosialisasikan sanksi bagi penyebar dan pembuat hoaks. 

Pewarta: Kasmono

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023