Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menciptakan mesin pemilah sampah.

"Kami sudah melakukan uji coba mesin pemilah sampah organik dan nonorganik itu, sebagai inovasi baru di bidang teknologi," kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3, dan Peningkatan Kapasitas DLH Bangka Selatan Gitto Arsyad di Toboali, Senin.

Mesin pemilah sampah dengan kapasitas 133 kilogram ini merupakan rakitan asli teknisi asal Toboali atau yang kesehariannya bekerja sebagai tukang las.

"Kendati bekerja sebagai tukang las, namun kreativitasnya luar biasa dan dengan kepeduliannya terhadap permasalahan sampah, maka berhasil membuat mesin pengolah sampah tersebut," ujarnya.

DLH Bangka Selatan melakukan uji coba mesin pengolah sampah dan dalam waktu pemilahan 15 hingga 20 menit, terkumpul sekitar 5 kilogram sampah nonorganik dan sisanya sampah organik.

"Pada proses percobaan mesin tersebut dari 133 kilogram sampah berhasil terpilah 5 kilogram sampah nonorganik dan sisanya sampah organik," ujarnya.

DLH Bangka Selatan terus melakukan uji coba terhadap mesin pemilah sampah hasil inovasi para pekerja kreatif lokal tersebut.

"Terus kami lakukan uji coba untuk penyempurnaan, sehingga kamibisa tahu kekurangan dan kelebihannya termasuk spesifikasi yang harus sesuai dengan peruntukannya," ujar Gitto.

DLH Bangka Selatan  sudah memiliki beberapa inovasi terkait persampahan seperti bank sampah, TPS3R di Desa Rias, peci resam, dan pemanfaatan Maggot untuk sampah organik.

"Tentu saja ini bagian dari upaya kami untuk mengatasi produksi sampah rumah tangga, perkantoran dan UMKM yang terus menumpuk," ujarnya.

Mesin pemilah sampah tersebut bagian dari solusi untuk menjadikan sampah berdaya guna dan bernilai ekonomis.

"Mesin pemilah sampah itu juga mampu menekan volume sampah yang terus meningkat setiap tahun di TPA," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024