Tokoh Masyarakat Tionghoa Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ayie Gardiansyah mengatakan perayaan Cap Go Meh merupakan tradisi penutup rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek.

"Cap Go Meh merupakan perayaan yang menandakan berakhirnya perayaan Imlek," katanya dalam perayaan Cap Go Meh di Kelenteng Sijuk, Belitung, Sabtu.

Ia mengatakan, Cap Go Meh dirayakan oleh masyarakat Tionghoa pada hari ke-15 perayaan Imlek dengan penuh suka cita.

Hal ini menandakan perayaan Imlek sudah berakhir dan masyarakat Tionghoa kembali beraktivitas seperti biasa.

"Artinya besok tidak ada lagi ucapan selamat tahun baru Imlek atau ucapan "gong xi fat cai"," ujarnya.

Menurut dia, perayaan Cap Go Meh di masa lalu menandakan masyarakat Tionghoa kembali bekerja atau para petani kembali ke ladang untuk berkebun.

"Karena perayaan Imlek sudah berakhir jadi yang bekerja kembali bekerja, yang sekolah kembali ke sekolah, dan para petani kembali ke ladang mereka untuk berkebun," katanya.

Dikatakannya, perayaan Cap Go Meh identik dan selalu dirayakan dengan penuh suka cita atau pesta.

Baca juga: Pj Bupati Belitung: Perayaan Cap Go Meh melambangkan kerukunan

Baca juga: Perayaan Cap Go Meh di kelenteng tertua Belitung berlangsung meriah

Masyarakat Tionghoa, lanjut dia, biasanya menyambut perayaan Cap Go Meh dengan menghias rumah mereka dengan lampion.

"Cap Go Meh selalu dirayakan dengan penuh suka cita dan pesta salah satunya adalah dengan memasang lampion sebagai simbol harapan baik di tahun yang baru," ujarnya.

Ia berharap, perayaan Cap Go Meh di Kelenteng Sijuk yang merupakan kelenteng tertua di Pulau Belitung tersebut membawa keberkahan, kedamaian, dan persatuan bagi masyarakat di daerah itu.

"Semoga perayaan Cap Go Meh bisa menumbuhkan rasa persatuan dan persaudaraan antar sesama," katanya.

Pewarta: Apriliansyah

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024