Para pejabat Israel merilis sejumlah pernyataan yang mengatakan Iran gagal membalas serangan udara Israel yang menargetkan Konsulat Iran di Damaskus, Suriah.

Namun, Iran menyatakan telah sukses melancarkan serangan ke sejumlah target di Israel.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan negaranya, bekerja sama dengan Amerika Serikat dan negara sekutu lainnya, telah menghentikan serangan Iran.

"Tetapi operasi ini belum berakhir. Kita harus terus waspada dan memperhatikan arahan dari tentara serta Komando Front Dalam Negeri untuk mempersiapkan skenario apa pun," kata Gallant pada Minggu.

Demikian pula, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menulis di media sosial X bahwa Tel Aviv berhasil mencegat drone dan rudal balistik yang ditembakkan Iran pada Sabtu malam (13/4).

"Kami mencegat. Kami menghentikan (serangan). Bersama-sama kita akan menang," tulisnya.

Sementara itu, Juru Bicara Militer Israel Daniel Hagari mengklaim dalam konferensi pers bahwa negaranya telah mencegat 99 persen ancaman yang ditembakkan Iran terhadap Israel pada malam hari.

"Sejumlah rudal menembus pangkalan udara Nevatim dan hanya menyebabkan kerusakan kecil. Pangkalan itu tetap berfungsi dengan baik," kata Hagari.

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir malah menulis di akun X bahwa Israel "sekarang membutuhkan serangan yang menghancurkan".

Di lain pihak, televisi resmi Iran mengklaim bahwa Teheran berhasil menyerang sejumlah target di Israel.

Iran mulai menyerang Israel sebagai balasan atas serangan udara terhadap misi diplomatiknya di ibu kota Suriah, pada 1 April 2024.

Serangan Israel menewaskan sedikitnya tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, termasuk di antaranya dua jenderal penting.

Teheran menuduh Israel melakukan serangan itu dan berjanji akan membalasnya.

Tel Aviv belum secara resmi mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, tetapi selama berbulan-bulan telah melakukan beberapa serangan terhadap fasilitas Iran di Suriah.

Iran dan Hizbullah, sekutu utamanya di Lebanon, mengatakan serangan itu tidak akan dibiarkan begitu saja.

Sumber: Anadolu
 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024