Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mampu menurunkan angka kasus stunting (gangguan pertumbuhan pada anak) sebesar 2,4 persen sepanjang tahun 2023.

"Kasus stunting kita tekan dari angka 23 persen menjadi 20,6 persen atau turun sebesar 2,4 persen," kata Wakil Bupati Bangka Selatan Debby Vita Dewi di Toboali, Minggu.

Debby menjelaskan, turunnya angka stunting menjadi 20,6 persen pada 2023 itu karena pemerintah memiliki komitmen yang kuat dalam menekan angka stunting melalui berbagai progtam strategis.

"Penurunan ini tak terlepas dari strategi yang dilakukan para kepala organisasi perangkat daerah -OPD- di antaranya program bapak/bunda asuh anak stunting -BAAS," katanya.

Program BAAS lebih menekan kepada kepala OPD untuk menjadi orang tua asuh bagi anak yang terkena kasus stunting atau secara bersama-sama membantu anak keluarga yang anaknya terkena stunting.

Selain itu, kata Debby, ada juga program gerakan terpadu kendalikan stunting (Gardu Kemunting) dengan mengajak kalangan ASN membantu memberikan asupan gizi seimbang kepada balita menderita stunting.

Menurut Debby pula, penanganan kasus stunting harus dilakukan secara terkoordinasi dengan melibatkan berbagai pihak.

"Semua pihak harus terlibat untuk menekan kasus stunting, tidak hanya pemerintah daerah tetapi juga pihak swasta dan peran dari orang tua," katanya.

Debby optimistis dengan adanya gerakan masif dalam penanganan kasus stunting, maka persoalan gagal tumbuh pada anak ini bisa teratasi dan bahkan daerah tersebut bisa zero stunting.

"Saya yakin dengan pola asuh yang baik, memberikan makanan yang bergizi bagi balita dan penguatan program maka Bangka Selatan bisa zero stunting," katanya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024