Toboali, Bangka Selatan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berhasil menurunkan angka kasus stunting (gangguan pertumbuhan pada anak) sebesar 2,7 persen.
"Kita berhasil menurunkan angka kasus stunting dari 23 persen di tahun 2022 menjadi 20,3 persen di tahun 2023 atau turun sebesar 2,7 persen," kata Kepala Bappelitbangda Bangka Selatan, Herman, Sabtu.
Ia mengatakan, keberhasilan dalam menurunkan angka kasus stunting berkat komitmen yang kuat dari pemerintah daerah dan juga stakeholder terkait dalam menekan angka stunting.
"Berkat kolaborasi semua stakeholder, Bangka Selatan berhasil meraih nilai tertinggi kinerja penanganan stunting se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung," katanya.
Herman mengatakan, berbagai program inovasi dilakukan untuk menekan kasus stunting seperti Gardu Kemunting (Gerakan Terpadu Kendalikan dan Tuntaskan Stunting), Berkat Pasti (Bergerak Serentak Penurunan Stunting), Batu Belimbing (Bersama Bunda, Turun Benahi dan Lihat Tumbuh Kembang Anak Stunting), dan beberapa program lainnya.
Baca juga: Bangka Selatan raih nilai tertinggi penanganan stunting
Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Bangka Selatan, Agus Prabawa mengatakan, tiga desa yang menjadi lokus penanganan kasus stunting pada tahun ini.
"Tiga desa yang menjadi lokus penanganan kasus stunting yakni Desa Kumbung, Tanjung Sangkar dan Bedengung," katanya.
Ia mengatakan, pada tahun 2024 ini pihaknya menargetkan kasus stunting turun menjadi 18 persen atau turun sebesar 2,3 persen.
"Untuk mencapai target tersebut, kita mengimbau kepada ibu hamil sering kontrol kehamilan, balita dibawa ke posyandu, minum tablet tambah darah, hindari pernikahan usia dini dan pemberian asi eksklusif," ujarnya.