Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), berupaya mengembangkan potensi lahan persawahan di Desa Kerakas untuk meningkatkan produksi beras lokal.

"Desa Kerakas ini sebenarnya memiliki potensi sangat besar untuk pengembangan lahan sawah, namun saat ini kami masih terkendala status lahan," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman, di Koba, Selasa.

Algafry Rahman menjelaskan, pada 2020 terjadi pergeseran tapal batas desa, sehingga terdapat sebagian lahan persawahan yang awalnya berstatus HPL berubah menjadi hutan produksi.

"Sebelumnya persoalan ini sudah kami sampaikan ke KLHK, namun belum ada jawaban dan baru-baru ini kami juga sudah sampaikan kepada Gubernur terkait persoalan tersebut," ujarnya.

Bupati mengatakan, Desa Kerakas merupakan kawasan pengembangan lahan persawahan setelah di Desa Namang dengan potensi luas lahan mencapai 140 hektare.

"Justru itu kami butuh dorongan dari pemerintah provinsi untuk membantu kendala yang kami hadapi yaitu status hutan," ujarnya lagi.

Jika Desa Kerakas bisa dikembangkan sebagai kawasan persawahan, kata Bupati, mampu meningkatkan produksi padi lokal dan juga membantu memperkuat ketahanan pangan daerah.

"Saat ini ketahanan pangan kami masih tergantung dengan pasokan beras dari luar daerah, tentu ini sangat rawan karena kondisi daerah kepulauan sangat tergantung dengan kondisi cuaca," ujarnya.

Pemkab Bangka Tengah saat ini baru berhasil membuka lahan persawahan seluas 30 hektare di Desa Kerakas.

"Lahan persawahan di Desa Kerakas cukup potensial, satu hektare lahan itu bisa menghasilkan beras 2,6 ton," katanya lagi.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024