Koba, Babel, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengintegrasikan program strategis nasional “Quick Win” Bangga Kencana dengan inovasi lokal untuk memperluas jangkauan dan dampaknya kepada masyarakat.
"Program nasional kita realisasikan ke daerah berbasis inovasi dan kolaborasi dengan dunia usaha, akademisi, media, dan komunitas,” kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Sabtu.
Program quick win nasional dari BKKBN mencakup lima gerakan, yakni Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting, Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (Gati), Aplikasi Konsultasi Keluarga Berbasis AI (AKAL IMITASI) dan Lansia Berdaya (Sidaya).
Pemkab Bangka Tengah mengintegrasikan lima program nasional ke dalam 11 program inovasi berbasis lokal yaitu Bersama Cegah Stunting Melalui Ayo Makan Ikan (Bang Ayi), Buku Resep Masakan Bu Eva, Nasi Tim, Ikan, Telur Puyuh, Sayur (Sikat Say), Sistem Informasi WA Keluarga Berencana (Siwa Kencana), Kita Sayang Anak (Kisanak).
Implementasi Nyata Generasi Berencana Bebas Stunting (Ini Genting), Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahshat), Dapur Eliminasi Stunting (Denting), Jumat Minum Tablet Tambah Darah Bersama (Juara), Menggerakkan Menanam Kelor dan Katuk untuk Memenuhi Kecukupan Air Susu Ibu dan Kesehatan Bayi (Ngetem Padi Bai), Pelayanan Tera Ulang Anti Stunting ke Puskesmas (Ranting Emas), dan Siap Mengajak RT Sukseskan Posyandu (Si Menantu).
Algafry mengatakan, seluruh program quick win dengan berbagai inovasi lokal yang mendukung penuh percepatan pembangunan kependudukan dan keluarga.
“Seluruh program quick win telah kami jalankan di Bangka Tengah, tentunya dengan pendekatan yang adaptif dan inovatif sesuai dengan kondisi masyarakat kami,” kata Algafry.
Bupati juga menambahkan bahwa keberhasilan implementasi program ini tidak terlepas dari kolaborasi berbagai pihak.
“Kami percaya bahwa untuk mencapai keberhasilan pembangunan kependudukan dan keluarga, perlu sinergi melalui strategi kolaboratif pentahelix, yaitu pemerintah daerah, pelaku usaha melalui CSR, akademisi, media, dan komunitas,” tutupnya.
