Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat sebanyak 72 anak stunting di daerah itu diasuh oleh salah satu bank daerah.
Kepala DP2KBP3A Kabupaten Bangka, Nurita, di Sungailiat, Rabu, mengatakan 72 anak stunting yang mendapat asuhan dari lembaga perbankan daerah itu tersebar di sejumlah wilayah kecamatan.
"Pola asuh anak stunting dari bank daerah tersebut yakni pemberian makanan tambahan bergizi secara rutin dan kebutuhan penting yang lain sehingga diproyeksikan puluhan anak stunting tersebut dinyatakan sembuh," jelas dia.
Dia mengakui intervensi yang dilakukan oleh salah satu bank mitra pemerintah daerah tersebut tentu memberikan dampak besar terhadap upaya menurunkan angka kasus stunting yang masih terdapat di beberapa desa.
Diketahui, angka kasus stunting di Kabupaten Bangka selama tiga tahun terakhir terus menurun. Pada tahun 2022 terdata 329 kasus, tahun 2023 turun menjadi 320 kasus dan sekarang tinggal 255 kasus anak stunting.
"Saya mengajak seluruh lapisan masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, swasta dan pihak lain bersama-sama membantu pemerintah dalam penanganan stunting," ujar Nurita.
Peran lembaga keuangan daerah itu yang bersedia menjadi orang tua asuh anak stunting dapat menjadi motivasi bagi pihak lain untuk melakukan tindakan sosial yang serupa.
Salah satu faktor determinan stunting yang memerlukan perhatian dan penanganan di Kabupaten Bangka sejak tahun 2022 sampai 2023 yakni masih ada 16 anak yang belum mendapat layanan imunisasi lengkap.
Meskipun angka itu mengalami penurunan dari sebelumnya ada 17 anak, namun hal ini harus mendapat penanganan serius. Begitu pula terdapat 33 anak yang lahir dari ibu yang memiliki riwayat kurang energi kronis.
Nurita optimistis target nihil "zero stunting" dapat tercapai jika dilakukan penanganan secara terpadu dan berkelanjutan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Kepala DP2KBP3A Kabupaten Bangka, Nurita, di Sungailiat, Rabu, mengatakan 72 anak stunting yang mendapat asuhan dari lembaga perbankan daerah itu tersebar di sejumlah wilayah kecamatan.
"Pola asuh anak stunting dari bank daerah tersebut yakni pemberian makanan tambahan bergizi secara rutin dan kebutuhan penting yang lain sehingga diproyeksikan puluhan anak stunting tersebut dinyatakan sembuh," jelas dia.
Dia mengakui intervensi yang dilakukan oleh salah satu bank mitra pemerintah daerah tersebut tentu memberikan dampak besar terhadap upaya menurunkan angka kasus stunting yang masih terdapat di beberapa desa.
Diketahui, angka kasus stunting di Kabupaten Bangka selama tiga tahun terakhir terus menurun. Pada tahun 2022 terdata 329 kasus, tahun 2023 turun menjadi 320 kasus dan sekarang tinggal 255 kasus anak stunting.
"Saya mengajak seluruh lapisan masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, swasta dan pihak lain bersama-sama membantu pemerintah dalam penanganan stunting," ujar Nurita.
Peran lembaga keuangan daerah itu yang bersedia menjadi orang tua asuh anak stunting dapat menjadi motivasi bagi pihak lain untuk melakukan tindakan sosial yang serupa.
Salah satu faktor determinan stunting yang memerlukan perhatian dan penanganan di Kabupaten Bangka sejak tahun 2022 sampai 2023 yakni masih ada 16 anak yang belum mendapat layanan imunisasi lengkap.
Meskipun angka itu mengalami penurunan dari sebelumnya ada 17 anak, namun hal ini harus mendapat penanganan serius. Begitu pula terdapat 33 anak yang lahir dari ibu yang memiliki riwayat kurang energi kronis.
Nurita optimistis target nihil "zero stunting" dapat tercapai jika dilakukan penanganan secara terpadu dan berkelanjutan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024