Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan Bangka Belitung (Babel) mencatat jumlah pengaduan yang diselesaikan selama periode Januari hingga Juni sebanyak 79 persen.
Kepala OJK Sumsel-Babel, Arifin Susanto mengatakan total pengaduan yang masuk periode Januari - Juni 2024 sebanyak 334. Pengaduan terkait perbankan ada 126, pasar modal 1 dan IKNB 207.
"Dari banyaknya pengaduan tersebut, yang diselesaikan sudah 79 persen, pengaduan yang dialihkan ke LAPS sebanyak 5 persen dan sisanya dalam proses penyelesaian dengan total pengaduan mencapai 334," kata Arifin saat menggelar media update, jurnalis class dan gathering di Yogyakarta, Selasa (9/7) malam.
Adapun permasalahan pengaduan yang disampaikan ke OJK sebagian besar terkait dengan masalah perilaku petugas penagihan dan SLIK
"Top permasalahan yang diadukan yakni SLIK, fraud eksternal, perilaku petugas penagihan, restrukturisasi dan transaksi tanpa persetujuan," ujarnya.
Disamping itu OJK juga gencar meningkatkan edukasi perlindungan konsumen melalui 43 kegiatan edukasi keuangan yang menyasar pemuda, perempuan, pelaku UMKM dan masyarakat di daerah 3T dan komunitas disabilitas.
Edukasi yang menyasar pemuda dilakukan melalui komunitas kepemudaan dan milenial atau zilenial kepada pelajar, mahasiswa dan pemuda yang bekerjasama dengan sekolah, universitas, duta literasi, organisasi kepemudaan, Lembaga Jasa Keuangan, dan TPAKD.
Edukasi untuk masyarakat di berbagai daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) dilakukan OJK dengan bekerjasama bersama organisasi kemasyarakatan, Lembaga Jasa Keuangan, dan TPAKD.
"OJK juga memberi edukasi kepada organisasi perempuan berbasis keagamaan bekerjasama dengan organisasi kemasyarakatan, Lembaga Jasa Keuangan, dan TPAKD," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Kepala OJK Sumsel-Babel, Arifin Susanto mengatakan total pengaduan yang masuk periode Januari - Juni 2024 sebanyak 334. Pengaduan terkait perbankan ada 126, pasar modal 1 dan IKNB 207.
"Dari banyaknya pengaduan tersebut, yang diselesaikan sudah 79 persen, pengaduan yang dialihkan ke LAPS sebanyak 5 persen dan sisanya dalam proses penyelesaian dengan total pengaduan mencapai 334," kata Arifin saat menggelar media update, jurnalis class dan gathering di Yogyakarta, Selasa (9/7) malam.
Adapun permasalahan pengaduan yang disampaikan ke OJK sebagian besar terkait dengan masalah perilaku petugas penagihan dan SLIK
"Top permasalahan yang diadukan yakni SLIK, fraud eksternal, perilaku petugas penagihan, restrukturisasi dan transaksi tanpa persetujuan," ujarnya.
Disamping itu OJK juga gencar meningkatkan edukasi perlindungan konsumen melalui 43 kegiatan edukasi keuangan yang menyasar pemuda, perempuan, pelaku UMKM dan masyarakat di daerah 3T dan komunitas disabilitas.
Edukasi yang menyasar pemuda dilakukan melalui komunitas kepemudaan dan milenial atau zilenial kepada pelajar, mahasiswa dan pemuda yang bekerjasama dengan sekolah, universitas, duta literasi, organisasi kepemudaan, Lembaga Jasa Keuangan, dan TPAKD.
Edukasi untuk masyarakat di berbagai daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) dilakukan OJK dengan bekerjasama bersama organisasi kemasyarakatan, Lembaga Jasa Keuangan, dan TPAKD.
"OJK juga memberi edukasi kepada organisasi perempuan berbasis keagamaan bekerjasama dengan organisasi kemasyarakatan, Lembaga Jasa Keuangan, dan TPAKD," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024