Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menerapkan eco enzim pada tanaman pertanian untuk meningkatkan produksi.
"Banyak cara kita lakukan untuk mewujudkan peningkatan pertanian, salah satunya dengan mengaplikasikan eco enzim pada tanaman sebagai pestisida alami, pupuk organik, dan bio fertilizer," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Rabu.
Bupati menjelaskan, pemanfaatan eco enzim dapat menurunkan penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan.
Eco enzim merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu) dan air.
Warnanya coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat. Komposisi sampah yaitu 54% berasal dari sampah organik.
Algafry mengatakan, saat ini pertanian dan perkebunan merupakan salah satu sektor yang masih sangat bisa diandalkan para pekebun.
Inovasi dan teknologi pertanian yang ramah lingkungan merupakan bagian dari solusi dan petani harus mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani/pekebun depan meningkat.
"Mari kita terapkan pertanian yang ramah lingkungan agar ekosistem pertanian tetap terjaga dan berkelanjutan serta bisa meminimalisasi biaya produksi," ujarnya.
Bupati mengatakan, petani sudah mendapatkan kecambah kelapa sawit pada delapan kelompok tani dengan total jumlah kecambah yang diberikan sebanyak 10.000 butir.
"Mudah-mudahan bantuan kecambah kelapa sawit kepada kelompok tani ini dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan serta bermanfaat bagi petani," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024