Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Kesejahteraan Sosial (Dinkesos) Provinsi Bangka Belitung membentuk Tim "Antigepeng" untuk mengantisipasi masuknya para gelandangan dan pengemis dari luar daerah selama bulan Ramadhan 1434 Hijriah.


"Pembentukan Tim Aantigepeng itu seiring maraknya kaum gelandangan dan pengemis yang masuk ke Babel pada setiap bulan puasa yang mengganggu keindahan, ketertiban dan keamanan di pusat-pusat  perbelanjaan dan rumah ibadah," ujar Kepala Dinkesos Babel Sahirman Jumli di Pangkalpinang, Kamis.


Ia menjelaskan keberadaan kaum gelandagan musiman yang hampir 100 persen yang berasal dari Pulau Sumatera dan Jawa itu mengalami peningkatan setiap menjelang puasa dan perayaan Idul Fitri.


"Untuk mengantisipasi masuknya mereka ke wilayah ini, kami melakukan pengawasan para pendatang di sejumlah pintu masuk seperti di Pelabuhan Pangkalbalam, Muntok, Tanjung Pandan (Belitung), Bandara Depati Amir Pangkalpinang dan Bandara H.As. Hanandjoeddin (Belitung)," ujarnya.


Selain itu, kata dia, pihaknya meningkatkan koordinasi dengan pihak kelurahan, RT/RW untuk ikut mengawasi para pendatang baru di wilayah masing-masing dan melakukan kesepakatan dengan pihak Dinkesos Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

"Kerja sama dalam bentuk kesepakatan ini untuk mempermudah memulangkan para gelandangan dan pengemis asal Sumatera yang terjaring dalam razia selama bulan puasa," ujarnya.


Menurut dia, Babel merupakan salah satu tujuan para gelandangan mencari uang belas kasihan di daerah inim karena pendapatan mereka lebih tinggi jika dibandingkan daerah lainnya, seiring kesadaran warga untuk memberikan sedekah cukup tinggi.

"Berdasarkan pengakuan salah seorang pengemis yang terjaring, pada hari-hari biasa pendapatan mereka mencapai Rp2,5 juta hingga Rp3 juta per bulan dan selama puasa, Idul Fitri dan hari-hari besar keagamaan lainnya pendapatan mereka bisa mencapai Rp5 hingga Rp6 juta," ujarnya.


Menurut dia, kebiasaan warga yang bersedekah di pingir jalan akan menjadikan Babel tujuan para gelandagan dan pengemis mencari nafkah.


"Sebagian besar di antara mereka beroperasi di Babel dari kalangan mampu karena mereka datang ke Babel mengunakan pesawat terbang dan mampu menyewa kamar hotel dan penginapan, seandai mereka orang miskin tidak mungkin bisa tinggal di hotel berbintang," ujarnya


Untuk itu, kata dia, diimbau warga tidak memberikan sedekah kepada mereka karena akan menyuburkan keberadaan para gelandangan dan pengemis tersebut yang akan mengganggu keindahan, ketertiban dan keamanan.


"Warga sebaiknya bersedekah selama bulan puasa ke panti-panti asuhan yang lebih membutuhkan,"

Pewarta: pewarta: aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013