Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Sejiran Setason Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terpaksa mengurangi jam pelayanan distribusi air kepada pelanggan karena persediaan air baku di kolam penampungan menyusut.

"Setiap kali memasuki musim kemarau, kita selalu kekurangan sumber air baku, selama ini kita masih memanfaatkan air tadah hujan yang tertampung di kolam bekas tambang," kata Direktur Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Sejiran Setason Kabupaten Bangka Barat, Najamuddin di Mentok, Selasa.

Untuk saat ini, kata dia, sumber air baku yang berada di kolam penampungan telah mengalami penyusutan sekitar 50 cm, dan jika kemarau terus berlanjut, ketersediaan sumber air baku semakin berkurang.

"Kami perkirakan ketersediaan air baku saat ini masih mampu bertahan hingga tiga bulan ke depan karena kita juga akan mengambil air dari kolam bekas tambang yang ada di sekitar kolam penampungan kita," katanya.

Ia mengatakan saat ini debit air keseluruhan masih mencapai sekitar 115 liter per detik untuk mencukupi kebutuhan sekitar 6.000 pelanggan.

Menurut dia, ketersediaan air baku masih menjadi kendala operasional perusahaan karena sampai sejauh ini masih mengandalkan pasokan dari kolam tadah hujan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, pihaknya sedang berupaya mengajukan bantuan kepada pemerintah pusat untuk membangun embung berkapasitas besar agar ketersediaan air baku bisa mencukupi kebutuhan masyarakat sepanjang tahun.

"Kejadian seperti ini selalu berulang setiap tahun sehingga perlu adanya tambahan bahan baku air," ujarnya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024