Pemerintah Kota Pangkalpinang menargetkan angka stunting di kota itu pada 2024 turun sebesar 9,16 persen sebagai komitmen pemerintah kota itu terhadap Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 dan Peraturan Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 12 Tahun 2021.
"Kami optimis Gencarkan Merdeka Stunting sebagai program prioritas Pj Wali Kota Pangkalpinang bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Pangkalpinang yang diketuai oleh Sekretaris Daerah (Sekda) untuk terus berupaya menekan angka stunting agar mengalami penurunan," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Pangkalpinang, Agustu Afendi, Senin (12/8).
Ia mengatakan, dalam Peraturan Presiden tersebut stunting merupakan permasalahan kekurangan gizi utama balita Indonesia saat ini. Stunting disebabkan karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama dan penyakit infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan berada dibawah standar.
“Kondisi stunting di Kota Pangkalpinang Berdasarkan Data Survey Status Gizi Indonesia mengalami penurunan dari 16,7 persen tahun 2021 menjadi 12,9 persen tahun 2022. Terdapat penurunan sebesar 3,8 persen, jika dilihat dari angka tersebut dapat kita ketahui adanya tren penurunan stunting di Kota Pangkalpinang sudah melebihi target yang sudah ditentukan. Prevalensi stunting Kota Pangkalpinang Tahun 2023 Berdasarkan Hasil Survey Kesehatan Indonesia tahun 2023 sebesar 20,7 persen. Artinya terjadinya penurunan prevalensi stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Kota Pangkalpinang dari hasil Survey Kesehatan Indonesia 2023 dibandingkan dengan Riset Kesehatan Dasar 2018 sebesar 2,8% persen," ujar Agustu.
Pergerakan cepat terus dilakukan, salah satunya adalah melakukan screening terhadap anak-anak di Kota Pangkalpinang. Terdapat 205 anak berhasil diidentifikasi berpotensi stunting untuk segera dilakukan penanganan oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang.
“Akan diberikan telur, nama gerakan ini Bunda Bapak Asuh Anak Stunting, semua ASN yang ada di Kota Pangkalpinang ini baik dari OPD Kecamatan hingga Kelurahan akan mengumpulkan telur. Minimal lima butir telur, nah itu akan dibagikan kepada keluarga anak yang prioritas stunting, dari 205 anak ini ada sebagian anak orang-orang mampu, konsen kita anak dari keluarga tidak mampu. 170 keluarga prioritas stunting untuk dibantu telur, ini rencana kita secara rutin selama enam bulan," kata Agustu.
Selain itu, dalam rangka melakukan pencegahan, tambah Agustu, Pemerintah Kota Pangkalpinang juga melakukan KIE yaitu Komunikasi, Informasi, dan Edukasi kepada orang tua untuk merubah perilaku hidup ke arah yang lebih baik dengan memahami masalah gizi, asupan, hidup bersih sehat, dan lain-lain.
“Terdapat juga program Bangga Kencana, kelompok-kelompok yang memberi edukasi agar semakin menyentuh semua akar rumput masyarakat Kota Pangkalpinang. Inilah salah satu upaya kita dalam melakukan pencegahan, kita berharap sebagaimana program prioritas Pj Wali Kota Pangkalpinang dan instruksi Sekretaris Daerah selaku ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting untuk menargetkan hingga ke angka 9,16 pada tahun 2024," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Kami optimis Gencarkan Merdeka Stunting sebagai program prioritas Pj Wali Kota Pangkalpinang bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Pangkalpinang yang diketuai oleh Sekretaris Daerah (Sekda) untuk terus berupaya menekan angka stunting agar mengalami penurunan," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Pangkalpinang, Agustu Afendi, Senin (12/8).
Ia mengatakan, dalam Peraturan Presiden tersebut stunting merupakan permasalahan kekurangan gizi utama balita Indonesia saat ini. Stunting disebabkan karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama dan penyakit infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan berada dibawah standar.
“Kondisi stunting di Kota Pangkalpinang Berdasarkan Data Survey Status Gizi Indonesia mengalami penurunan dari 16,7 persen tahun 2021 menjadi 12,9 persen tahun 2022. Terdapat penurunan sebesar 3,8 persen, jika dilihat dari angka tersebut dapat kita ketahui adanya tren penurunan stunting di Kota Pangkalpinang sudah melebihi target yang sudah ditentukan. Prevalensi stunting Kota Pangkalpinang Tahun 2023 Berdasarkan Hasil Survey Kesehatan Indonesia tahun 2023 sebesar 20,7 persen. Artinya terjadinya penurunan prevalensi stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Kota Pangkalpinang dari hasil Survey Kesehatan Indonesia 2023 dibandingkan dengan Riset Kesehatan Dasar 2018 sebesar 2,8% persen," ujar Agustu.
Pergerakan cepat terus dilakukan, salah satunya adalah melakukan screening terhadap anak-anak di Kota Pangkalpinang. Terdapat 205 anak berhasil diidentifikasi berpotensi stunting untuk segera dilakukan penanganan oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang.
“Akan diberikan telur, nama gerakan ini Bunda Bapak Asuh Anak Stunting, semua ASN yang ada di Kota Pangkalpinang ini baik dari OPD Kecamatan hingga Kelurahan akan mengumpulkan telur. Minimal lima butir telur, nah itu akan dibagikan kepada keluarga anak yang prioritas stunting, dari 205 anak ini ada sebagian anak orang-orang mampu, konsen kita anak dari keluarga tidak mampu. 170 keluarga prioritas stunting untuk dibantu telur, ini rencana kita secara rutin selama enam bulan," kata Agustu.
Selain itu, dalam rangka melakukan pencegahan, tambah Agustu, Pemerintah Kota Pangkalpinang juga melakukan KIE yaitu Komunikasi, Informasi, dan Edukasi kepada orang tua untuk merubah perilaku hidup ke arah yang lebih baik dengan memahami masalah gizi, asupan, hidup bersih sehat, dan lain-lain.
“Terdapat juga program Bangga Kencana, kelompok-kelompok yang memberi edukasi agar semakin menyentuh semua akar rumput masyarakat Kota Pangkalpinang. Inilah salah satu upaya kita dalam melakukan pencegahan, kita berharap sebagaimana program prioritas Pj Wali Kota Pangkalpinang dan instruksi Sekretaris Daerah selaku ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting untuk menargetkan hingga ke angka 9,16 pada tahun 2024," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024