Hutan Kemasyarakatan (Hkm) Seberang Bersatu, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berhasil merehabilitasi sebanyak 200 ratus hektare tanaman mangrove yang mengalami kerusakan.
"Kalau rehabilitasi mangrove dari tahun 2013 sampai saat ini kurang lebih di angka 200 an hektare," kata Ketua Hkm Seberang Bersatu, Marwandi di sela-sela acara kunjungan lapangan terkait program rehabilitasi mangrove oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) di Hkm Seberang Bersatu, Tanjung Pandan, Rabu.
Menurut dia, program rehabilitasi 200 hektare tanaman mangrove tersebut dilakukan secara swadaya, APBN, maupun APBD.
Baca juga: Setkab nilai tutupan hutan mangrove Belitung masih bagus
Ia mengatakan, ratusan hektare tanaman mangrove yang telah berhasil direhabilitasi tersebut sampai saat ini tetap dirawat dan lindungi.
"Jadi tetap kami jaga, kami rawat, dan kami lindungi, ada juga yang kami tanam ulang," ujarnya.
Marwandi menambahkan, setiap tahunnya Hkm Seberang Bersatu juga selalu menyediakan bibit tanaman mangrove secara swadaya berjumlah sebanyak 20 ribu bibit.
"Baik itu yang ditanam oleh instansi, dinas, dan bagi para tamu. Kami selalu menyediakan dan bagi-bagi bibit tanaman mangrove," katanya.
Ia menjelaskan, butuh waktu sekitar tiga tahun untuk menjaga dan merawat serta memastikan agar bibit mangrove yang ditanam bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
"Dari mulai bibit, akar, dan tumbuh pancang itu kurang lebih sekitar tiga tahun," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya saat ini terus melakukan rehabilitasi terhadap tanaman mangrove yang rusak.
"Tetap kami rehabilitasi karena banyak lahan-lahan yang harus ditanam ulang, termasuk juga ada potensi-potensi lahan lain yang mangrove bisa ditanam lagi," katanya.
Baca juga: Setkab evaluasi program rehabilitasi mangrove di Belitung
Dikatakannya, kerusakan tanaman mangrove di daerah itu mayoritas disebabkan oleh maraknya aktivitas penambangan bijih timah ilegal di dalam kawasan hutan mangrove.
"Kurang lebih kerusakannya adalah dari aktivitas tambang," ujarnya.
Dirinya berharap agar program rehabilitasi mangrove dari pemerintah pusat dapat terus berjalan dan dilaksanakan di daerah itu, sebab masih banyak lahan yang berpotensi untuk ditanami mangrove.
"Tentunya kami berharap agar program rehabilitasi mangrove terus berjalan tapi disinkronisasikan dan dikomandoi oleh pemerintah pusat dengan regulasi yang jelas dan komitmen yang kuat," katanya.
Marwandi menjelaskan, Hkm Seberang Bersatu selama ini juga bekerja sama dengan pihak ketiga dalam meningkatkan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat setempat.
"Kami mencoba bekerja sama pembibitan kepiting soka, dalam waktu dekat kami juga berencana untuk melakukan pengembangan benih kepiting, kerang tiram dan pada tahun lalu kami pernah mengirim kerang dara sampai ke Vietnam via Jakarta. Jadi ini adalah bagian dari perlindungan, pelestarian, dan pemberdayaan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Kalau rehabilitasi mangrove dari tahun 2013 sampai saat ini kurang lebih di angka 200 an hektare," kata Ketua Hkm Seberang Bersatu, Marwandi di sela-sela acara kunjungan lapangan terkait program rehabilitasi mangrove oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) di Hkm Seberang Bersatu, Tanjung Pandan, Rabu.
Menurut dia, program rehabilitasi 200 hektare tanaman mangrove tersebut dilakukan secara swadaya, APBN, maupun APBD.
Baca juga: Setkab nilai tutupan hutan mangrove Belitung masih bagus
Ia mengatakan, ratusan hektare tanaman mangrove yang telah berhasil direhabilitasi tersebut sampai saat ini tetap dirawat dan lindungi.
"Jadi tetap kami jaga, kami rawat, dan kami lindungi, ada juga yang kami tanam ulang," ujarnya.
Marwandi menambahkan, setiap tahunnya Hkm Seberang Bersatu juga selalu menyediakan bibit tanaman mangrove secara swadaya berjumlah sebanyak 20 ribu bibit.
"Baik itu yang ditanam oleh instansi, dinas, dan bagi para tamu. Kami selalu menyediakan dan bagi-bagi bibit tanaman mangrove," katanya.
Ia menjelaskan, butuh waktu sekitar tiga tahun untuk menjaga dan merawat serta memastikan agar bibit mangrove yang ditanam bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
"Dari mulai bibit, akar, dan tumbuh pancang itu kurang lebih sekitar tiga tahun," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya saat ini terus melakukan rehabilitasi terhadap tanaman mangrove yang rusak.
"Tetap kami rehabilitasi karena banyak lahan-lahan yang harus ditanam ulang, termasuk juga ada potensi-potensi lahan lain yang mangrove bisa ditanam lagi," katanya.
Baca juga: Setkab evaluasi program rehabilitasi mangrove di Belitung
Dikatakannya, kerusakan tanaman mangrove di daerah itu mayoritas disebabkan oleh maraknya aktivitas penambangan bijih timah ilegal di dalam kawasan hutan mangrove.
"Kurang lebih kerusakannya adalah dari aktivitas tambang," ujarnya.
Dirinya berharap agar program rehabilitasi mangrove dari pemerintah pusat dapat terus berjalan dan dilaksanakan di daerah itu, sebab masih banyak lahan yang berpotensi untuk ditanami mangrove.
"Tentunya kami berharap agar program rehabilitasi mangrove terus berjalan tapi disinkronisasikan dan dikomandoi oleh pemerintah pusat dengan regulasi yang jelas dan komitmen yang kuat," katanya.
Marwandi menjelaskan, Hkm Seberang Bersatu selama ini juga bekerja sama dengan pihak ketiga dalam meningkatkan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat setempat.
"Kami mencoba bekerja sama pembibitan kepiting soka, dalam waktu dekat kami juga berencana untuk melakukan pengembangan benih kepiting, kerang tiram dan pada tahun lalu kami pernah mengirim kerang dara sampai ke Vietnam via Jakarta. Jadi ini adalah bagian dari perlindungan, pelestarian, dan pemberdayaan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024