Militer Israel melanjutkan kampanye genosidanya di Jalur Gaza dengan melancarkan serangan besar-besaran dan menghancurkan rumah-rumah dan tempat penampungan di bagian utara wilayah kantong Palestina itu, kata Pertahanan Sipil Gaza, Ahad (20/10).
Juru bicara Mahmoud Bassal mengatakan kepada Anadolu bahwa serangan Israel tersebut bertujuan untuk mengusir penduduk dari Gaza utara dan mengosongkan wilayah tersebut dari bangunan-bangunan yang ada.
Dia menyebut apa yang terjadi di Jabalia sebagai "pembersihan etnis dan penghancuran seluruh kebutuhan hidup" di tengah eskalasi pemboman Israel di puluhan rumah di Jabalia, Beit Lahia, dan Beit Hanoun.
"Jasad puluhan syuhada masih berada di bawah reruntuhan akibat pemboman intensif Israel di wilayah utara, yang memperburuk bencana kemanusiaan di kawasan itu," kata Bassal.
Tentara Israel terus melancarkan serangan besar-besaran di Gaza utara, yang kini memasuki hari ke-16, di tengah pengepungan yang mencekik wilayah tersebut.
Ini adalah episode terbaru dalam serangan brutal Israel yang telah menewaskan lebih dari 42.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai 99.800 lainnya sejak pecah perang 7 Oktober 2023 menyusul serangan lintas perbatasan Hamas, kelompok pejuang kemerdekaan Palestina yang memerintah di Jalur Gaza.
Perang Israel ini telah menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi, di tengah blokade rezim Zionis yang menyebabkan krisis stok makanan, air bersih, dan obat-obatan di wilayah kantong Palestina itu.
Israel kini menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Internasional atas tindakan brutalnya di Gaza.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Juru bicara Mahmoud Bassal mengatakan kepada Anadolu bahwa serangan Israel tersebut bertujuan untuk mengusir penduduk dari Gaza utara dan mengosongkan wilayah tersebut dari bangunan-bangunan yang ada.
Dia menyebut apa yang terjadi di Jabalia sebagai "pembersihan etnis dan penghancuran seluruh kebutuhan hidup" di tengah eskalasi pemboman Israel di puluhan rumah di Jabalia, Beit Lahia, dan Beit Hanoun.
"Jasad puluhan syuhada masih berada di bawah reruntuhan akibat pemboman intensif Israel di wilayah utara, yang memperburuk bencana kemanusiaan di kawasan itu," kata Bassal.
Tentara Israel terus melancarkan serangan besar-besaran di Gaza utara, yang kini memasuki hari ke-16, di tengah pengepungan yang mencekik wilayah tersebut.
Ini adalah episode terbaru dalam serangan brutal Israel yang telah menewaskan lebih dari 42.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai 99.800 lainnya sejak pecah perang 7 Oktober 2023 menyusul serangan lintas perbatasan Hamas, kelompok pejuang kemerdekaan Palestina yang memerintah di Jalur Gaza.
Perang Israel ini telah menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi, di tengah blokade rezim Zionis yang menyebabkan krisis stok makanan, air bersih, dan obat-obatan di wilayah kantong Palestina itu.
Israel kini menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Internasional atas tindakan brutalnya di Gaza.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024