Muntok (Antara Babel) - Muntok Heritage Community (MHC) atau komunitas peduli sejarah Kota Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mendorong penyelenggaraan wisata kebangsaan untuk menggenjot jumlah kunjungan wisata.

"Muntok memiliki segudang sejarah, salah satunya sejarah pengasingan proklamator dan para pejuang kemerdekaan RI pada 1948-1949. Potensi itu perlu terus diangkat untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke Bangka Barat," kata Ketua MHC Chairul Amri Rani di Muntok, Jumat.

Ia mengatakan, wisata kebangsaan yang bisa dilaksanakan dengan pola sederhana yaitu dengan mengundang kelompok masyarakat, pelajar dan komunitas untuk menambah wawasan kebangsaan dan nasionalisme.

Sebagai contoh, ujarnya, bisa bekerja sama dengan sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan perusahaan yang ada di Babel untuk berwisata sekaligus belajar sejarah langsung di lokasi pengasingan para pendiri bangsa.

"Kami juga akan mendorong pemerintah melalui bidang pariwisata untuk berani menggelar kongres kepemudaan, minimal diikuti perwakilan seluruh Sumatera, agar bisa dilaksanakan di Muntok," kata dia.

Ia mengatakan, pola pengembangan kepariwisataan dengan melibatkan kelompok masyarakat perlu terus digalakkan agar semakin banyak orang luar daerah yang datang dan mengenal potensi wisata di Muntok.

Untuk mengimbangi upaya tersebut, kata dia, perlu juga dibangun lokasi-lokasi khusus yang bisa menghidupkan suasana dan semangat nasionalisme.

"Patung, diorama atau simbol-simbol lain dari para pahlawan yang pernah diasingkan di Muntok perlu dimunculkan," kata dia.

Muntok merupakan salah satu tempat pengasingan Soekarno di Indonesia pada masa Kemerdekaan RI.

Beberapa pendiri bangsa yang ikut diasingkan di daerah itu, antara lain Wakil Presiden Moh Hatta, Menteri Luar Negeri H Agus Salim, Ali Sastroamidjojo, Comodor Soerjadi Soerja Darma, Moh Roem, AG Pringgodigdo dan Mr Asa'at.

Rombongan itu kemudian dipisah di dua bangunan berbeda, yaitu Pesanggrahan Menumbing dan Pesanggrahan Muntok atau yang biasa disebut Wisma Ranggam.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016