Mentok, Babel (ANTARA) - Mentok Heritage Community atau komunitas pemerhati sejarah dan budaya Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya melestarikan berbagai permainan tradisional melalui lomba.
"Kegiatan ini juga untuk memeriahkan hari jadi ke-289 Kota Mentok, kami berharap melalui lomba ini anak-anak mengenal berbagai permainan tradisional dan ikut melakukan pelestarian budaya lokal," kata Ketua MHC Chairul Amri Rani di Mentok, Minggu.
Menurut dia, berbagai permainan tradisional saat ini sudah mulai jarang dimainkan anak-anak maupun masyarakat karena tergerus kemajuan teknologi, sehingga dibutuhkan kerja bersama agar tidak punah.
"Kami hanya mencoba mengangkat kembali berbagai permainan ini dalam bentuk lomba agar lebih menarik dan banyak anak-anak yang ikut. Melalui kegiatan ini diharapkan permainan tradisional ini bisa dilestarikan dan diwariskan kepada generasi penerus," katanya.
Beberapa lomba yang digelar, yaitu adu betason, adu gasing, menganyam ketupat, balap kerite surong, tebak nama kue dan lainnya. Selain menggelar lomba, pada kegiatan itu juga dilaksanakan latihan menganyam ketupat berbagai bentuk, antara lain ketupat kerbau, ketupat gajah dan bentuk-bentuk lainnya.
"Kita kenalkan kembali agar tradisi ini tidak hilang di kemudian hari," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Muhammad Ali memberikan apresiasi atas pelaksanaan lomba dan latihan bersama yang digelar yang digelar dua hari oleh MHC Bangka Barat di Sekolah Alam dan Taman Edukasi Mentok.
Lomba yang diikuti para pelajar dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, serta warga umum tersebut cukup menarik dan perlu mendapatkan dukungan agar bisa dilaksanakan rutin setiap tahun.
Menurut dia, tujuan dari kegiatan ini tak lain untuk ikut menjaga alam dan melestarikan permainan tradisional, serta sejarah dan kebudayaan yang ada di Kota Mentok.
"Generasi sekarang harus mengenal dan menjaga berbagai tanaman dan lingkungan karena sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, begitu juga nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional," katanya.
Ia berharap akan muncul komunitas-komunitas lain yang peduli terhadap adat, tradisi dan budaya lokal agar ke depan akan semakin banyak kegiatan yang bisa dilaksanakan sekaligus memudahkan upaya menjaga kelestarian budaya yang ada di daerah itu.
"Kegiatan ini luar biasa, acara seperti ini bakal diagendakan setiap tahun," katanya.
Sementara itu, Citra, salah satu pelajar SMP yang berpartisipasi dalam kegiatan itu mengaku gembira ikut lomba dan berharap kegiatan serupa dilakukan rutin.
"Selain bertemu dengan banyak kawan sebaya, melalui kegiatan ini kami juga belajar mengenai sejarah Mentok, dan berbagai budaya lokal," katanya.