Samarinda (Antara Babel) - Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia menilai para peraih medali emas atau juara PON XIX/2016 cabang olahraga anggar belum layak dijadikan acuan untuk penentuan masuk tim nasional SEA Games 2017 maupun ASEAN Games 2018.

Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Ikasi Kaltim Muslimin di Samarinda, Sabtu, mengatakan beragam kejadian saat berlangsungnya pertandingan di Hotel Haris Bandung, Jabar, menjadi pertimbangan bahwa seleksi akhir penentuan timnas anggar bukan melalui pesta olahraga empat tahunan tersebut.

"Harus ada seleksi ulang dengan cara yang lebih sportif dan tentunya dengan harapan bisa melahirkan atlet yang benar-benar layak untuk masuk timnas," katanya.

Berdasarkan fakta di lapangan saat pertandingan PON 2016, cabang olahraga anggar banyak menuai protes ketika mempertandingkan nomor foil atau floret.

Hal ini terjadi ketika dua atlet sedang bertarung dengan kondisi lampu keduanya menyala, maka penentuan poin dilakukan oleh wasit dengan melihat rekaman hasil ulang pertandingan.

Setelah melihat hasil rekaman, kecenderungan wasit disinyalir lebih menguntungkan atlet tuan rumah dengan memberikan poin kepada para atlet Jawa Barat.      
    
Muslimin mengatakan PB Ikasi telah menetapkan empat orang atlet masuk timnas inti sebelum pelaksanaan PON 2016 dan rencananya empat atlet lainnya dicari melalui hasil seleksi, salah satunya melalui ajang PON XIX 2016.

"Tapi, dengan fakta pelaksanaan PON yang banyak menuai protes, maka harus dicarikan solusi dengan melaksanakan seleksi lanjutan," katanya.

Dalam waktu dekat ini, lanjut Muslimin, PB IKASI mengagendakan ikut berpartisipasi pada kejuaraan internasional di Tokyo, Jepang.

"Kami akan melihat lagi kemampuan para atlet, salah satunya dengan melihat kualitas mereka di kejuaraan internasional," jelasnya.

Pewarta: Arumanto

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016