Algafry Rahman (AR) atau biasa disapa "Bang Ayi", dinilai sosok yang memiliki andil cukup besar dalam mengatasi persoalan krisis listrik di Dusun Pulau Nangka, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung.

Pulau Nangka yang luasnya 324 hektare dengan 104 kepala keluarga ini merupakan pulau terluar yang terletak di Selat Bangka.

Bahkan pulau yang berpenduduk sekitar 416 jiwa ini salah satu bukti jejak sejarah masyarakat bahari di Pulau Bangka.

Pulau Nangka adalah bagian dari gugusan pulau di Desa Tanjung Pura, Kecamatan Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah. Gugusan pulau ini terdiri Pulau Nangka, Pulau Tikus, Pulau Begadung dan Pulau Pelepas.

Dari sejumlah gugusan di Desa Tanjung Pura itu, hanya Pulau Nangka yang berpenghuni dan bahkan konon kabarnya pulau ini sudah ditempati sejak kerajaan Sriwijaya.

Secara geografis, pulau ini jauh dari pusat pemerintahan dan jauh dari akselerasi pembangunan di berbagai bidang, termasuk jaringan listrik dan internet. Sehingga warganya terisolasi dari derap langkah kemajuan pembangunan.

Sebagai Bupati Bangka Tengah periode yang terpilih dalam Pilkada 2021, Algafry Rahman dinilai warga setempat sosok yang berjasa dalam mengeluarkan warga dari kondisi terisolasi, dengan menghadirkan kesetaraan dan pemerataan dalam pembangunan. 

Di antara program Bang Ayi ini yang dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Dusun Pulau Nangka adalah program listrik nyala 24 jam.

Pada Pilkada Serentak 27 November 2024, Algafry Rahman kembali ikut berkontestasi sebagai petahana dan berkesempatan mengunjungi warganya di Dusun Pulau Nangka.

"Setelah puluhan tahun warga Dusun Pulau Nangka terisolasi dari pelayanan jaringan PLN, sekarang mereka bisa merasakan listrik nyala selama 24 jam," kata Algafry saat berkunjung ke Pulau Nangka pada Senin (11/11) pagi.

Algafry menceritakan, sebelumnya jaringan listrik membuat masyarakat Pulau Nangka terisolasi dan merasa terasing sehingga berdampak terhadap sektor lainnya seperti ekonomi, teknologi, kesehatan dan pendidikan.

"Sebelum listrik nyala 24 jam ini terealisasi, saya sudah melihat langsung begitu sulitnya warga Pulau Nangka. Bahkan anak sekolah mencari buku, membaca dan menulis saja harus pakai senter dan lilin," ujarnya.

Melihat kondisi demikian, dia mendesak Kementerian ESDM untuk memprioritaskan pembangunan jaringan listrik di Pulau Nangka kendati hanya sekitar 104 KK yang tinggal di pulau tersebut.

"Saat pertemuan dengan orang ESDM langsung saya sampaikan, kita merasa berdosa jika listrik tidak menyala 24 jam di Pulau Nangka dan hari ini sudah terwujud," kata Bang Ayi lagi.

Muhayyar, seorang warga Dusun Pulau Nangka mengakui pada masa kepemimpinan Algafry Rahman, pelayanan jam nyala listrik di dusun itu sudah 24 jam dari sebelumnya hanya 12 jam.

"Sudah puluhan tahun kami hidup dalam kesulitan listrik, baru pada 2023 bisa terwujud dan semua itu tidak lepas dari komitmen pemimpin," katanya.

Ia mengatakan, dengan adanya listrik 24 jam, saat ini masyarakat bisa menghemat pengeluaran, karena biasanya menggunakan genset.

Efendi warga yang lainnya merasa bersyukur, karena lingkungan tempat tinggalnya sudah memiliki akses listrik 24 jam sejak Tahun 2023.

"Alhamdulillah, listrik Pulau Nangka sekarang sudah 24 jam, terimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu, termasuk Pak Algafry, semoga semakin sukses," ujarnya. 

Pewarta: Ahmadi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024