Presiden AS Joe Biden bertemu dengan kepala pemerintahan dari Jepang dan Korea Selatan, Jumat (15/11), untuk pertemuan trilateral yang kemungkinan menjadi yang terakhir dengan sekutu utama AS sebelum presiden terpilih Donald Trump menjabat.
Pertemuan sekitar 40 menit di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik di Lima, Peru, terjadi saat Korea Utara dan Rusia secara signifikan meningkatkan kerja sama bilateral mereka, termasuk pengerahan ribuan tentara Korea Utara untuk mendukung upaya perang Rusia di Ukraina.
Biden memuji apa yang disebutnya sebagai "era kerja sama yang sama sekali baru di antara ketiga negara kami" yang dipelopori oleh kepemimpinan AS dalam menyatukan negara-negara yang hubungannya sebagian besar ditentukan oleh permusuhan selama sebagian besar era pasca Perang Dunia ke-2.
Biden mengatakan hal tersebut kepada wartawan saat dia duduk bersama Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba.
"Ini adalah bagian dari upaya yang jauh lebih besar, selama empat tahun terakhir, untuk menyatukan sekutu-sekutu Amerika di Pasifik," kata Biden, seraya mencatat pertemuan trilateral tingkat pemimpin pertama antara negara-negara Pasifik yang diselenggarakannya di tempat peristirahatan presiden di Camp David pada Agustus 2023.
"Saya bangga dengan seberapa jauh kami telah melangkah sejak pertemuan bersejarah itu, mempromosikan pembangunan di Asia Tenggara dan kepulauan Pasifik, serta bekerja sama untuk mengamankan teknologi masa depan, dan melawan kerja sama Korea Utara yang berbahaya dan tidak stabil dengan Rusia," tambah Biden.
Saat dia bersiap untuk meninggalkan jabatannya dalam dua bulan untuk menyerahkan kepresidenan kepada Trump, Biden mengatakan dia yakin kemitraan yang telah dia bantu bangun "dibentuk untuk bertahan lama. Itulah harapan dan ekspektasi saya."
Pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Gedung Putih mengatakan AS, Jepang dan Korea Selatan mengumumkan pembentukan "Sekretariat Trilateral" antara negara-negara yang akan bertugas "mengkoordinasikan dan melaksanakan komitmen bersama kami."
"Sekretariat baru ini akan berupaya memastikan bahwa pekerjaan yang kami lakukan bersama lebih jauh menyelaraskan tujuan dan tindakan kami untuk menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang berkembang, terhubung, tangguh, stabil dan aman," paparnya.
"Kami memuji kerja sama keamanan trilateral kami yang terus berkembang, termasuk keberhasilan dua iterasi pertama dari latihan multidomain trilateral Freedom Edge dan penandatanganan nota kesepahaman tentang Kerangka Kerja Sama Keamanan Trilateral untuk melembagakan kerja sama trilateral di antara otoritas pertahanan kami," lanjut pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut secara khusus menyebutkan pengerahan pasukan oleh Korea Utara untuk membantu Rusia, dengan mengatakan ketiga negara tersebut "mengutuk keras pelanggaran berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB" oleh Pyongyang dan Moskow, serta "keputusan para pemimpin DPRK dan Rusia untuk memperluas perang agresi Rusia terhadap Ukraina secara berbahaya."
Akronim DPRK yang digunakan oleh ketiga negara tersebut merujuk kepada negara Korea Utara.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Pertemuan sekitar 40 menit di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik di Lima, Peru, terjadi saat Korea Utara dan Rusia secara signifikan meningkatkan kerja sama bilateral mereka, termasuk pengerahan ribuan tentara Korea Utara untuk mendukung upaya perang Rusia di Ukraina.
Biden memuji apa yang disebutnya sebagai "era kerja sama yang sama sekali baru di antara ketiga negara kami" yang dipelopori oleh kepemimpinan AS dalam menyatukan negara-negara yang hubungannya sebagian besar ditentukan oleh permusuhan selama sebagian besar era pasca Perang Dunia ke-2.
Biden mengatakan hal tersebut kepada wartawan saat dia duduk bersama Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba.
"Ini adalah bagian dari upaya yang jauh lebih besar, selama empat tahun terakhir, untuk menyatukan sekutu-sekutu Amerika di Pasifik," kata Biden, seraya mencatat pertemuan trilateral tingkat pemimpin pertama antara negara-negara Pasifik yang diselenggarakannya di tempat peristirahatan presiden di Camp David pada Agustus 2023.
"Saya bangga dengan seberapa jauh kami telah melangkah sejak pertemuan bersejarah itu, mempromosikan pembangunan di Asia Tenggara dan kepulauan Pasifik, serta bekerja sama untuk mengamankan teknologi masa depan, dan melawan kerja sama Korea Utara yang berbahaya dan tidak stabil dengan Rusia," tambah Biden.
Saat dia bersiap untuk meninggalkan jabatannya dalam dua bulan untuk menyerahkan kepresidenan kepada Trump, Biden mengatakan dia yakin kemitraan yang telah dia bantu bangun "dibentuk untuk bertahan lama. Itulah harapan dan ekspektasi saya."
Pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Gedung Putih mengatakan AS, Jepang dan Korea Selatan mengumumkan pembentukan "Sekretariat Trilateral" antara negara-negara yang akan bertugas "mengkoordinasikan dan melaksanakan komitmen bersama kami."
"Sekretariat baru ini akan berupaya memastikan bahwa pekerjaan yang kami lakukan bersama lebih jauh menyelaraskan tujuan dan tindakan kami untuk menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang berkembang, terhubung, tangguh, stabil dan aman," paparnya.
"Kami memuji kerja sama keamanan trilateral kami yang terus berkembang, termasuk keberhasilan dua iterasi pertama dari latihan multidomain trilateral Freedom Edge dan penandatanganan nota kesepahaman tentang Kerangka Kerja Sama Keamanan Trilateral untuk melembagakan kerja sama trilateral di antara otoritas pertahanan kami," lanjut pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut secara khusus menyebutkan pengerahan pasukan oleh Korea Utara untuk membantu Rusia, dengan mengatakan ketiga negara tersebut "mengutuk keras pelanggaran berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB" oleh Pyongyang dan Moskow, serta "keputusan para pemimpin DPRK dan Rusia untuk memperluas perang agresi Rusia terhadap Ukraina secara berbahaya."
Akronim DPRK yang digunakan oleh ketiga negara tersebut merujuk kepada negara Korea Utara.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024