KSOP Pangkalbalam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meminta nahkoda kapal penumpang untuk mewaspadai cuaca ekstrim, guna mencegah kecelakaan kapal selama arus mudik Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
"Selama arus mudik natal dan tahun baru ini kemungkinan akan ada penundaan-penundaan keberangkatan dan kedatangan kapal karena cuaca ekstrim," kata Kepala KSOP Pangkalbalam Saiful Anwar di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan dalam mengatasi kecelakaan kapal penumpang selama Natal dan Tahun Baru 2025, KSOP Pangkalbalam mengintesifkan koordinasi dengan BMKG, Polair, TNI Angkatan Laut, KP3 dan instansi terkait lainnya untuk menyosialisasikan perkembangan kondisi cuaca seperti gelombang tinggi, hujan lebat, angin kencang dan lainnya di Perairan Kepulauan Bangka Belitung.
"Jika kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk pelayaran, maka kami akan menunda keberangkatan kapal ini dan demi keselamatan calon penumpang kapal yang akan merayakan natal dan tahun baru di kampung halamannya," ujarnya.
Ia berharap pengertian calon penumpang kapal jika terjadi keterlambatan keberangkatan maupun kedatangan kapal di pelabuhan, karena kondisi tersebut disebabkan kondisi cuaca buruk.
"Kami lebih mengutamakan keselamatan, jadi dimohonkan kepada calon penumpang kapal untuk lebih mengerti dengan keadaan cuaca. Apabila terjadi keberangkatan tertunda satu hingga lima jam itu bukan kami memperlambat, tetapi karena kondisi cuaca tidak bersahabat yang dapat membahayakan keselamatan pelayaran kapal," katanya.
Kepala BMKG Pangkalpinang Tri Agus Pramono mengingatkan pengelola pelabuhan dan masyarakat untuk lebih berhati-hati selama puncak musim hujan pada Desember 2024 hingga Januari 2025 dan ini bertepatan arus mudik Natal dan Tahun Baru 2025.
"Selama arus mudik natal dan tahun baru ini tinggi gelombang di perairan Bangka Belitung mencapai 2,5 meter dan apabila terjadi hujan lebat dan angin kencang tinggi gelombang ini bisa mencapai tiga hingga empat meter," katanya.
Ia mengimbau pengelola pelabuhan untuk tidak mengizinkan keberangkatan kapal jika terjadi kondisi cuaca sangat ekstrim, karena tinggi gelombang bisa mencapai empat meter dan sudah membahayakan keselamatan pelayaran kapal.
"Hujan lebat disertai angin kencang ekstrim ini bisa menambah ketinggian gelombang di seluruh perairan Kepulauan Babel ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024