Sukabumi (Antara Babel) - M Farhan Alfarizi (8) korban penculikan warga Kampung Cibatupos, Kabupaten Sukabumi, Jabar yang baru ditemukan di wilayah Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat mengaku sering dianiaya penculiknya.

"Adik saya (M Farhan Alfarizi) sering dicubit dan dibentak-bentak oleh orang yang menculik saya jika tidak dapat uang," kata kakak bocah korban penculikan ,Yogi Mahmudin di kediamannya di Desa/Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Senin.

Menurutnya, selama dalam kekuasaan si penculik, adiknya diwajibkan mengemis dan menyetor sejumlah uang. Jika tidak dapat uang sesuai keinginan si penculik, maka Farhan dimarahi dan dicubit bahkan tidak segan dipukul.

Selain itu, selama dalam kekuasaan penculik, bocah ini hidupnya selalu selalu berpindah-pindah. Bahkan, mengaku sering kekurangan makan dan tidurnya di sembarang tempat seperti terminal, pasar, emperan toko dan masjid.

Namun, beruntung kesehatan Farhan baik, tetapi masih sulit diajak ngobrol dan hanya mau berbicara kepada orang terdekatnya saja seperti ibunya dan keluarganya. Farhan pun hingga kini masih trauma atas apa yang telah dialaminya.

"Kami berharap pelaku penculikan adik saya ini segera ditangkap dan diberikan hukuman seberat-beratnya karena telah menganiaya fisik dan kejiwaan Farhan," tambah Yogi.

Sementara, Wakil Bupati Sukabumi, Adjo Sardjono mengatakan pihaknya sudah menugaskan petugas Dinas Sosial dan intansi lainnya agar memberikan terapi kepada dua bocah korban penculikan untuk menyembuhkan traumanya.

"Kedua korban harus kembeli sehat kejiwaannya dan bisa kembali lagi melakukan aktivitas seperti biasa seperti sekolah dan bermain. Kami juga mengimbau kepada para orang tua agar lebih memperketat dalam mengawasi anak-anaknya," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016