Pangkalpinang (Antara Babel) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama 2016 telah menerima tujuh Penghargaan Cagar Budaya dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia karena dinilai berhasil menjaga warisan budaya masyarakat di daerah itu.
"Tujuh penghargaan kebudayaan ini akan dibawa ke tingkat internasional, agar dapat membangkitkan potensi seni dan budaya daerah ini," kata Kabid Kebudayaan Disbudpar Kepulauan Babel Abu Hafas di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan tujuh penghargaan warisan budaya tak benda yang diterima, yaitu Manurung Pangggung, Besaoh Dalam Beume, Tari gajah Manunggang, Sepen Penyok, Rudat Bangka Belitung, Pakaian Pengantin Paksian, dan Telo Serojae.
"Setiap 'event-event' pariwisata kita menonjolkan kebudayaan daerah, seperti seni tari-tarian, bahkan di 'event' internasional," ujarnya.
Ia mengatakan pariwisata merupakan hilir dari kebudayaan. Pengembangan pariwisata harus sejalan dengan budaya sehingga keduanya dikenal oleh masyarakat luas, khususnya para wisatawan.
"Ini pekerjaan berat untuk meningkatkan pengenalan kebudayaan ke tingkat nasional dan internasional," ujarnya.
Menurut dia, Babel menyimpan potensi besar untuk cagar budaya dalam laut, seperti di perairan Batu Hitam dan Selat Gelasa.
"Kita akan tetap menonjolkan budaya dalam semua 'event' pariwisata, baik budaya tak benda maupun berwujud benda, seperti cagar budaya yang ada di dalam laut," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Tujuh penghargaan kebudayaan ini akan dibawa ke tingkat internasional, agar dapat membangkitkan potensi seni dan budaya daerah ini," kata Kabid Kebudayaan Disbudpar Kepulauan Babel Abu Hafas di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan tujuh penghargaan warisan budaya tak benda yang diterima, yaitu Manurung Pangggung, Besaoh Dalam Beume, Tari gajah Manunggang, Sepen Penyok, Rudat Bangka Belitung, Pakaian Pengantin Paksian, dan Telo Serojae.
"Setiap 'event-event' pariwisata kita menonjolkan kebudayaan daerah, seperti seni tari-tarian, bahkan di 'event' internasional," ujarnya.
Ia mengatakan pariwisata merupakan hilir dari kebudayaan. Pengembangan pariwisata harus sejalan dengan budaya sehingga keduanya dikenal oleh masyarakat luas, khususnya para wisatawan.
"Ini pekerjaan berat untuk meningkatkan pengenalan kebudayaan ke tingkat nasional dan internasional," ujarnya.
Menurut dia, Babel menyimpan potensi besar untuk cagar budaya dalam laut, seperti di perairan Batu Hitam dan Selat Gelasa.
"Kita akan tetap menonjolkan budaya dalam semua 'event' pariwisata, baik budaya tak benda maupun berwujud benda, seperti cagar budaya yang ada di dalam laut," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016