Jakarta (Antara Babel) - Film Musik "Bumiku" yang diproduksi oleh World
Environment Movement dan disutradarai langsung oleh sutradara remaja
Natasha Dematra akan diputar dalam Konferensi Perubahan Iklim
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Marrakech, Maroko dalam waktu dekat
Penulis dan produser film Damien Dematra dalam penjelasan kepada wartawan di Jakarta, Jumat mengemukakan, film musik tersebut merupakan sebuah kampanye lingkungan hidup sekaligus soundtrack film dokumenter "Siti Nurbaya Bakar: Srikandi Pembawa Perubahan" yang disutradarai Damien sendiri.
Damien menjelaskan, lagu "Bumiku" sendiri diciptakan oleh Natasha Dematra bersama pencipta lagu senior Abah Ukam dan film music "Bumiku" membawa pesan kuat tentang bahaya pemanasan global dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh ulah manusia.
Film musik "Bumiku" diharapkan dapat menjadi jembatan bagi orang-orang yang tidak peduli terhadap isu lingkungan hidup serta dapat mengubah pola pikir mereka tentang perlunya memelihara alam.
"Natasha berharap film ini dapat membangun kesadaran semua generasi bahwa lingkungan hidup bukanlah masalah satu atau dua orang saja, namun merupakan masalah seluruh manusia di muka bumi," kata Damien.
Ia juga menjelaskan, Konferensi Perubahan Iklim PBB itu sendiri berlangsung di Maroko dari tanggal 7 hingga 18 November 2016. Acara ini merupakan konferensi pertama sejak dicapainya Perjanjian Paris pada 5 Oktober 2016.
Konferensi tentang perubahan iklim tersebut dihadiri langsung oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon, para petinggi PBB, dan para petinggi dunia lainnya. Hampir 200 negara mengirim delegasi mereka ke konferensi itu. Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.
Natasha Dematra sendiri diundang untuk hadir dalam konferensi tersebut. Namun ia berhalangan hadir karena sedang menjadi juri festival film dengan tema "Tolerance for Nature".
"Saya merasa terhormat film musik Bumiku diputar di Maroko. Ini menunjukkan bahwa kampanye lingkungan hidup lewat cara kreatif telah menghasilkan bukti. Saya merasa terhormat. Saya harap banyak orang akan terinspirasi dengan film ini," kata Natasha yang juga merupakan Duta Lingkungan Hidup.
Natasha Dematra dikenal sebagai pemegang rekor dunia sutradara perempuan termuda dan ia telah meraih lebih dari 100 penghargaan internasional di bidang penyutradaraan, akting, menyanyi, dan aktivitas kemanusiaan.
Natasha baru-baru ini menyelesaikan pendidikan "special course" dari Harvard University di Amerika. Mata kuliah yang diambilnya adalah "Humanitarian Response to Conflict and Disaster".
Pendidikan ini telah membuka matanya terhadap isu-isu sosial dan lingkungan hidup, dan bagaimana PBB menanganinya. Kemudian "Certificate of Achievement" diterimanya atas dasar nilai yang mumpuni dalam bidang tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
Penulis dan produser film Damien Dematra dalam penjelasan kepada wartawan di Jakarta, Jumat mengemukakan, film musik tersebut merupakan sebuah kampanye lingkungan hidup sekaligus soundtrack film dokumenter "Siti Nurbaya Bakar: Srikandi Pembawa Perubahan" yang disutradarai Damien sendiri.
Damien menjelaskan, lagu "Bumiku" sendiri diciptakan oleh Natasha Dematra bersama pencipta lagu senior Abah Ukam dan film music "Bumiku" membawa pesan kuat tentang bahaya pemanasan global dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh ulah manusia.
Film musik "Bumiku" diharapkan dapat menjadi jembatan bagi orang-orang yang tidak peduli terhadap isu lingkungan hidup serta dapat mengubah pola pikir mereka tentang perlunya memelihara alam.
"Natasha berharap film ini dapat membangun kesadaran semua generasi bahwa lingkungan hidup bukanlah masalah satu atau dua orang saja, namun merupakan masalah seluruh manusia di muka bumi," kata Damien.
Ia juga menjelaskan, Konferensi Perubahan Iklim PBB itu sendiri berlangsung di Maroko dari tanggal 7 hingga 18 November 2016. Acara ini merupakan konferensi pertama sejak dicapainya Perjanjian Paris pada 5 Oktober 2016.
Konferensi tentang perubahan iklim tersebut dihadiri langsung oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon, para petinggi PBB, dan para petinggi dunia lainnya. Hampir 200 negara mengirim delegasi mereka ke konferensi itu. Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.
Natasha Dematra sendiri diundang untuk hadir dalam konferensi tersebut. Namun ia berhalangan hadir karena sedang menjadi juri festival film dengan tema "Tolerance for Nature".
"Saya merasa terhormat film musik Bumiku diputar di Maroko. Ini menunjukkan bahwa kampanye lingkungan hidup lewat cara kreatif telah menghasilkan bukti. Saya merasa terhormat. Saya harap banyak orang akan terinspirasi dengan film ini," kata Natasha yang juga merupakan Duta Lingkungan Hidup.
Natasha Dematra dikenal sebagai pemegang rekor dunia sutradara perempuan termuda dan ia telah meraih lebih dari 100 penghargaan internasional di bidang penyutradaraan, akting, menyanyi, dan aktivitas kemanusiaan.
Natasha baru-baru ini menyelesaikan pendidikan "special course" dari Harvard University di Amerika. Mata kuliah yang diambilnya adalah "Humanitarian Response to Conflict and Disaster".
Pendidikan ini telah membuka matanya terhadap isu-isu sosial dan lingkungan hidup, dan bagaimana PBB menanganinya. Kemudian "Certificate of Achievement" diterimanya atas dasar nilai yang mumpuni dalam bidang tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016