Jakarta (Antara Babel) - Panglima TNI RI Jenderal Gatot Nurmantyo memastikan bendera China yang sempat berkibar saat peletakan batu pertama pembangunan smelter PT Wanatiata di Pulau Obi, Halmahera Selatan, sudah diturunkan.
"Bendera China itu sudah diturunkan," kata Gatot singkat kepada awak media seusai menghadiri Kuliah Kebangsaan di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa.
Menurut Gatot, penurunan bendera China itu lakukan setelah adanya laporan dari masyarakat saat acara peletakan batu pertama tersebut.
"Diturunkan atas laporan masyarakat dan anggota TNI sudah menurunkannya," ucap Gatot.
Sebelumnya, Pemprov Maluku Utara menyatakan pengibaran bendera China di samping bendera Merah Putih pada acara peletakan batu pertama pembangunan Smelter PT Wanatiara Persada itu pada Jumat lalu (25/11) semata-mata akibat kesalahan komunikasi.
Kabag Pemberitaan, Biro Humas dan Protokoler Pemprov Malut, Rahwan Suamba menyatakan, saat itu ada tiga bendara yang dikibarkan, yakni bendera Merah Putih, bendara China, dan bendera perusahaan Wanatiara Persada, di lokasi Pelabuhan Jeti Saguh, Pulau Obi.
"Kala itu, para wartawan yang datang bersama rombongan untuk melakukan peliputan pembangunan smelter di Pulau Obi melihat bendera China yang berada di samping bendera Merah Putih, yang ukurannya sama, sehingga terjadi miss-komunikasi," katanya.
Bendera China itu akhirnya pun diturunkan oleh seorang anggota marinir AL sebelum kegiatan peletakan batu pertama dilaksanakan.
Menurut Rahwan, pengibaran dua bendera itu karena ada kerja sama Provinsi Malut dan Provinsi Guangzhou, di mana pada kegiatan tersebut diwakili Sekda Guangzhou Wu Zhi Bin bersama Atase Perdagangan China.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Bendera China itu sudah diturunkan," kata Gatot singkat kepada awak media seusai menghadiri Kuliah Kebangsaan di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa.
Menurut Gatot, penurunan bendera China itu lakukan setelah adanya laporan dari masyarakat saat acara peletakan batu pertama tersebut.
"Diturunkan atas laporan masyarakat dan anggota TNI sudah menurunkannya," ucap Gatot.
Sebelumnya, Pemprov Maluku Utara menyatakan pengibaran bendera China di samping bendera Merah Putih pada acara peletakan batu pertama pembangunan Smelter PT Wanatiara Persada itu pada Jumat lalu (25/11) semata-mata akibat kesalahan komunikasi.
Kabag Pemberitaan, Biro Humas dan Protokoler Pemprov Malut, Rahwan Suamba menyatakan, saat itu ada tiga bendara yang dikibarkan, yakni bendera Merah Putih, bendara China, dan bendera perusahaan Wanatiara Persada, di lokasi Pelabuhan Jeti Saguh, Pulau Obi.
"Kala itu, para wartawan yang datang bersama rombongan untuk melakukan peliputan pembangunan smelter di Pulau Obi melihat bendera China yang berada di samping bendera Merah Putih, yang ukurannya sama, sehingga terjadi miss-komunikasi," katanya.
Bendera China itu akhirnya pun diturunkan oleh seorang anggota marinir AL sebelum kegiatan peletakan batu pertama dilaksanakan.
Menurut Rahwan, pengibaran dua bendera itu karena ada kerja sama Provinsi Malut dan Provinsi Guangzhou, di mana pada kegiatan tersebut diwakili Sekda Guangzhou Wu Zhi Bin bersama Atase Perdagangan China.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016