Muntok (Antara Babel) - Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Rozali, mengimbau seluruh kepala sekolah menambah jam pelajaran agama untuk menanggulangi penyimpangan perilaku pelajar di daerah itu.
"Penambahan jam pelajaran agama dari dua jam pelajaran menjadi tiga jam per minggu kami harapkan mampu mencegah dan memperbaiki kepribadian kalangan pelajar mulai dari sekolah dasar hingga tingkat atas," kata Rozali di Muntok.
Hal itu dikatakan Rozali menanggapi maraknya kasus perilaku menyimpang di kalangan remaja belakangan ini bahkan sempat terdengar wacana akan diberlakukan tes keperawanan.
"Kami tidak setuju dengan wacana tes keperawanan terhadap siswi yang akan melanjutkan sekolah karena melanggar hak pribadi dan kurang etis untuk diungkapkan," kata dia.
Menurutnya pelaksanaan tes keperawanan tidak menjamin berkurangnya pergaulan bebas dikalangan pelajar.
Untuk mengatasi permasalahan itu, pihaknya mengambil kebijakan dengan meingkatkan pengetahuan agama dan kepribadian pelajar melalui penambahan jam pelajaran agama di seluruh sekolah.
"Kami sudah sampaikan ke seluruh kepala sekolah untuk menambah dari dua jam menjadi tiga jam pelajaran per minggu, selain itu seluruh pelajar yang beragama Islam diwajibkan menunaikan sholat Dhuha berjemaah sebelum memulai pelajaran," katanya.
Ia menambahkan, pada siang harinya diwajibkan untuk menunaikan sholat Zuhur berjemaah di sekolah masing-masing.
"Setiap Jumat siswa juga kami wajibkan menunaikan sholat Jumat berjemaah, dan kepada siswi diwajibkan menunaikan ibadah sholat Zuhur berjemaah, setelah itu mereka juga diharuskan membuat rangkuman ceramah Jumat dan dikumpulkan kepada guru agama masing-masing di kelasnya," kata dia.
Sementara itu, Ketua BKPRMI Kabupaten Bangka Barat, Rahmad Dalu mengatakan tingkah laku dan moral remaja dewasa ini banyak dipengaruhi oleh media yang tiap hari menyajikan tayangan yang belum saatnya ditonton usia anak-anak.
"Mereka sering meniru apa yang ditayangkan media, terutama media elektronik yang banyak mempertontonkan aurat dan perilaku negatif yang kurang sesuai dengan nilai-nilai agama, meskipun tidak semua media memberikan tontonan yang negatif," kata dia..
Rahmad Dalu yang juga menjabat sebagai Camat Muntok itu mengatakan, pihaknya memiliki berbagi kegiatan yang bertujuan meletakkan dasar-dasar agama seperti temmapt pendidikan Alquran yang tersebar di seluruh Bangka Barat yang dipandu ustadz dan ustadzah yang memiliki kompetensi.
Selain memberikan pendidikan agama melaui TPA, kata dia, peran orang tua dalam memberikan pendidikan agama sangat besar.
"Pendidikan agama jangan hanya dibebankan kepada sekolah dan TPA, namun orang tua juga harus memberi contoh yang baik bagi anak-anaknya, contohnya materi pengajian yang diberikan di sekolah dan TPA seharusnya ditindaklanjuti para orang tua dengan melaksankannya di rumah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013
"Penambahan jam pelajaran agama dari dua jam pelajaran menjadi tiga jam per minggu kami harapkan mampu mencegah dan memperbaiki kepribadian kalangan pelajar mulai dari sekolah dasar hingga tingkat atas," kata Rozali di Muntok.
Hal itu dikatakan Rozali menanggapi maraknya kasus perilaku menyimpang di kalangan remaja belakangan ini bahkan sempat terdengar wacana akan diberlakukan tes keperawanan.
"Kami tidak setuju dengan wacana tes keperawanan terhadap siswi yang akan melanjutkan sekolah karena melanggar hak pribadi dan kurang etis untuk diungkapkan," kata dia.
Menurutnya pelaksanaan tes keperawanan tidak menjamin berkurangnya pergaulan bebas dikalangan pelajar.
Untuk mengatasi permasalahan itu, pihaknya mengambil kebijakan dengan meingkatkan pengetahuan agama dan kepribadian pelajar melalui penambahan jam pelajaran agama di seluruh sekolah.
"Kami sudah sampaikan ke seluruh kepala sekolah untuk menambah dari dua jam menjadi tiga jam pelajaran per minggu, selain itu seluruh pelajar yang beragama Islam diwajibkan menunaikan sholat Dhuha berjemaah sebelum memulai pelajaran," katanya.
Ia menambahkan, pada siang harinya diwajibkan untuk menunaikan sholat Zuhur berjemaah di sekolah masing-masing.
"Setiap Jumat siswa juga kami wajibkan menunaikan sholat Jumat berjemaah, dan kepada siswi diwajibkan menunaikan ibadah sholat Zuhur berjemaah, setelah itu mereka juga diharuskan membuat rangkuman ceramah Jumat dan dikumpulkan kepada guru agama masing-masing di kelasnya," kata dia.
Sementara itu, Ketua BKPRMI Kabupaten Bangka Barat, Rahmad Dalu mengatakan tingkah laku dan moral remaja dewasa ini banyak dipengaruhi oleh media yang tiap hari menyajikan tayangan yang belum saatnya ditonton usia anak-anak.
"Mereka sering meniru apa yang ditayangkan media, terutama media elektronik yang banyak mempertontonkan aurat dan perilaku negatif yang kurang sesuai dengan nilai-nilai agama, meskipun tidak semua media memberikan tontonan yang negatif," kata dia..
Rahmad Dalu yang juga menjabat sebagai Camat Muntok itu mengatakan, pihaknya memiliki berbagi kegiatan yang bertujuan meletakkan dasar-dasar agama seperti temmapt pendidikan Alquran yang tersebar di seluruh Bangka Barat yang dipandu ustadz dan ustadzah yang memiliki kompetensi.
Selain memberikan pendidikan agama melaui TPA, kata dia, peran orang tua dalam memberikan pendidikan agama sangat besar.
"Pendidikan agama jangan hanya dibebankan kepada sekolah dan TPA, namun orang tua juga harus memberi contoh yang baik bagi anak-anaknya, contohnya materi pengajian yang diberikan di sekolah dan TPA seharusnya ditindaklanjuti para orang tua dengan melaksankannya di rumah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013