Muntok (Antara Babel) - Gereja Katolik Santa Maria Pelindung Para Pelaut di Muntok, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengajak umat berperan serta dalam melestarikan tradisi dan kebudayaan lokal.
Pastor Vincent Pioneer Pr di Muntok, Sabtu mengatakan misa perayaan tahun baru Imlek 2568 yang digelar di Gereja Santa Maria Pelindung Para Pelaut Muntok merupakan salah satu cara yang dilakukan gereja untuk melestarikan tradisi masyarakat setempat.
"Kelestarian tradisi di daerah merupakan salah satu tanggung jawab yang harus diemban gereja dan umatnya, demi membangun budaya manusia," katanya.
Menurut dia, hidup menggereja bukan hanya membangun hubungan antara manusia dengan Tuhan, melainkan juga menjaga tradisi dan kebudayaan di lingkungannya.
"Gereja sudah sejak lama mengembangkan inkulturasi, baik dalam bahasa, lagu dan syair yang dipakai dalam peribadatan," katanya.
Ia mencontohkan, kehidupan Yesus juga sangat menghormati budaya lokal, seperti disebutkan dalam Injil Yohanes bahwa saat Yesus datang ke sebuah pesta perkawinan di Kana, Galilea. Kisah tersebut merupakan salah satu bukti, gereja sangat menghargai tradisi dan kebudayaan.
"Adopsi budaya juga tercermin dalam perayaan ekaristi. Ini merupakan bukti Gereja Katolik sangat menghargai budaya lokal yang berkembang," katanya.
Ia berharap, Tahun Baru Imlek dimaknai lebih luas yaitu untuk menyukuri kebahagiaan, kedamaian yang diberikan Allah dan jalan untuk menyebarkan cinta kasih sesuai ajaran Kristus.
Perayaan ibadah dimeriahkan sejumlah lampion dan hiasan di langit-langit gereja dan altar. Suasana Imlek kental terasa dengan nyanyian berbahasa Mandarin yang dibawakan anak-anak SD Santa Maria Muntok.
Pada akhir perayaan misa, pastor memberkati buah jeruk yang disediakan umat untuk dimakan bersama-sama.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
Pastor Vincent Pioneer Pr di Muntok, Sabtu mengatakan misa perayaan tahun baru Imlek 2568 yang digelar di Gereja Santa Maria Pelindung Para Pelaut Muntok merupakan salah satu cara yang dilakukan gereja untuk melestarikan tradisi masyarakat setempat.
"Kelestarian tradisi di daerah merupakan salah satu tanggung jawab yang harus diemban gereja dan umatnya, demi membangun budaya manusia," katanya.
Menurut dia, hidup menggereja bukan hanya membangun hubungan antara manusia dengan Tuhan, melainkan juga menjaga tradisi dan kebudayaan di lingkungannya.
"Gereja sudah sejak lama mengembangkan inkulturasi, baik dalam bahasa, lagu dan syair yang dipakai dalam peribadatan," katanya.
Ia mencontohkan, kehidupan Yesus juga sangat menghormati budaya lokal, seperti disebutkan dalam Injil Yohanes bahwa saat Yesus datang ke sebuah pesta perkawinan di Kana, Galilea. Kisah tersebut merupakan salah satu bukti, gereja sangat menghargai tradisi dan kebudayaan.
"Adopsi budaya juga tercermin dalam perayaan ekaristi. Ini merupakan bukti Gereja Katolik sangat menghargai budaya lokal yang berkembang," katanya.
Ia berharap, Tahun Baru Imlek dimaknai lebih luas yaitu untuk menyukuri kebahagiaan, kedamaian yang diberikan Allah dan jalan untuk menyebarkan cinta kasih sesuai ajaran Kristus.
Perayaan ibadah dimeriahkan sejumlah lampion dan hiasan di langit-langit gereja dan altar. Suasana Imlek kental terasa dengan nyanyian berbahasa Mandarin yang dibawakan anak-anak SD Santa Maria Muntok.
Pada akhir perayaan misa, pastor memberkati buah jeruk yang disediakan umat untuk dimakan bersama-sama.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017